PT XXX merupakan pabrik produksi asam formiat pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara. Proses produksi yang berlangsung di dalam pabrik terdiri dari dua tahap utama, yaitu tahap pembuatan metil format dan tahap pembentukan asam formiat. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi ini diantaranya gas karbon monoksida (CO), metanol (CH3OH), katalis yang berupa kalium metoksida (KOCH3), dan air (H2O). Asam formiat merupakan salah satu bahan kimia yang dapat digunakan untuk kepentingan industri seperti dalam industri karet yaitu sebagai bahan koagulan karet alam dalam industri farmasi,terutama desinfektan obat-obatan dan dipakai sebagai sebagai zat pengawetan dalam industri tekstil digunakan dalam proses drying dan finishing sebagai conditioner, dalam industri kulit digunakan untuk menetralisasi kapur,juga juga digunakan untuk mengasamkan makanan ternak. Maka dari itu diadakannya perbandingan antara simulasi Aspen Hysys dengan perhitungan manual agar mengetahui mana yang paling optimal dan setelah dilakukan keduanya didapatkanlah masih yang berbeda dari hasil keduanya dan yang paling optimal adalah menggunakan perhitungan manual atau menggunakan persamaan neraca massa.
PT XXX is the first and only formic acid production plant in Southeast Asia. The production process that takes place at the plant consists of two main stages, namely the methyl formate production stage and the formic acid production stage. The main raw materials used in this production process are carbon monoxide (CO) gas, methanol (CH3OH), a catalyst in the form of potassium methoxide (KOCH3), and water (H2O). Formic acid is one of the chemicals that can be used for industrial purposes, e.g., in the rubber industry, as a natural rubber coagulant; in the pharmaceutical industry, especially for disinfecting drugs; as a preservative; in the textile industry, as a conditioner in the drying and finishing process; in the leather industry, to neutralize lime; and also to acidify animal feed. Therefore, a comparison was made between the Aspen Hysys simulation and the manual calculations to find out which was the most optimal, and after doing both, it was found that there were still different results from both, and the most optimal was to use the manual calculations or to use the mass balance equation.