The development of shallot farming in upland drylands by novice farmers faces technical cultivation constraints, and conditions of commodity price fluctuations. The purpose of community service activities is to increase the capacity of upland beginner farmers through socialization and training of shallot farming in Sumbawa Regency. Activities were carried out in Bugis Village, Sumbawa District, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province in November 2022, with socialization and training methods to 60 groups of shallot beginner farmers. The results show that socialization and training activities can improve farmers' mastery of relevant knowledge, skills, and attitudes towards shallot farming. The success of this activity is that farmers have knowledge about shallot cultivation (planting planning, land processing, fertilizer application, harvesting, and post-harvesting), how to analyze shallot farming. Participants have a positive response with increased knowledge, skills, and awareness. Farmer satisfaction is realized by a high attitude of wanting to learn, and participation from the beginning to the end of the activity.
Abstrak
Pengembangan usahatani bawang merah di lahan kering dataran tinggi oleh petani pemula menghadapi kendala teknis budidaya, dan kondisi fluktuasi harga komoditas. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan kapasitas petani pemula dataran tinggi melalui sosialisasi dan pelatihan usahatani bawang merah di Kabupaten Sumbawa. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Bugis, Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan November 2022, dengan metode sosialisasi dan pelatihan kepada 60 kelompok petani pemula bawang merah. Hasil menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi dan pelatihan dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan petani terhadap usahatani bawang merah. Keberhasilan pada kegiatan ini adalah petani memiliki pengetahuan tentang budidaya bawang merah (perencanaan tanam, pengolahan lahan, pemberian pupuk, panen, dan pasca panen), cara menganalisis usahatani bawang merah. Peserta memiliki respon positif dengan meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran. Kepuasan petani diwujudkan dengan sikap ingin belajar yang tinggi, dan keikutsertaan dari awal sampai akhir kegiatan.