Permainan Simpai pada dunia internasional dikenal dengan nama Hulahoop. Permainan tersebut mulai tidak dikenal anak-anak pada jaman sekarang karena adanya game online. Namun, guru di Taman Kanak-kanak Citra Indonesia justru menggunakan permainan Simpai dan mengembangkan model atau prosedur penggunaannya dalam proses belajar. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis alasan guru mengembangkan permainan Simpai, model permainan Simpai yang dikembangkan, dan kecerdasan majemuk anak setelah bermain Simpai. Penelitian pada tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa (1) alasan guru mengembangkan permainan Simpai, yaitu: menyediakan permainan yang sesuai dengan perkembangan anak, dan mengurangi kecanduan permainan online atau handphone pada anak., (2) guru mengembangkan model permainan Simpai dalam tiga level permainan, dan (3) sembilan kecerdasan anak berkembang setelah bermain Simpai, yaitu: linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial