Sistem Pakar Diagnosa Stress Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Android

Abstract

Sistem Pakar Diagnosa Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dengan menggunakan Metode Certainty Factor merupakan sebuah aplikasi berbasis android yang dapat mengukur tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir. Stres merupakan salah satu yang dapat menyebabkan keterhambatan dalam pengerjaan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir. Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengukur tingkat stres yang dialami serta dapat segera mengatasinya.
 Aplikasi yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Kotlin, IDE Android Studio, dan Firebase Firestore sebagai Database.

Sistem Pakar Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental Masyarakat Usia 18-23 Tahun Menggunakan Metode Certainty Factor Dan Forward Chaining

“…Stres dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, baik itu anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Stres adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan dan dapat terjadi di sekolah, pekerjaan, keluarga atau di tempat lain [6]. Pada tingkat lanjut, depresi berat dapat memotivasi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan seperti pembunuhan, bunuh diri, dan mungkin hal-hal lain.…”

“…Selama proses evaluasi, ketika menerapkan metode berikutnya diperlukan pengukuran derajat keyakinan yaitu certainty factor [7]. Certainty Factor adalah metode untuk mengelola ketidakpastian di dalam sebuah sistem yang berbasis rule [6]. Metode Certainty Factor digunakan untuk menghitung keakuratan atau kepercayaan seorang pakar terhadap hasil diagnostik yang diberikan oleh sistem.…”

“…Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan metode forward Chaining dan Certainty Factor dengan membuat basis pengetahuan menghasilkan bahwa user menderita depresi ringan dengan nilai presentase 18 % menggunakan metode certainty factor dan 10% menggunakan metode forward chaining [7]. Pada penelitian selanjutnya dengan menerapkan metode forward Certainty Factor menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar diagnosa stress pada mahasiswa tingkat akhir [6]. Kemudian penelitian lainnya dalam menerapkan metode rule based reasoning menghasilkan basis pengetahuan untuk deteksi dini gangguan kesehatan mental pada mahasiswa [2].…”