Gua Topogaro merupakan salah satu situs dengan temuan berupa fragmen tembikar yang berada di wilayah Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan ragam hias pada tembikar Situs Gua Topogaro. Analisis bentuk meliputi profil dan ukuran. Sementara analisis ragam hias dilakukan dengan mengamati motif hias, teknik hias dan warna hias pada permukaan tembikar. Ditemukan empat jenis wadah tembikar yaitu periuk, kendi, tempayan dan mangkuk. Terdapat 57 motif hias yang dihasilkan dari beberapa teknik hias diantaranya teknik gores, tekan, cukil dan tempel. Penerapan warna hiasan putih ditemukan pada sebagian besar fragmen tembikar berhias. Dilihat dari bentuk dan ragam hiasnya menunjukkan bahwa, tembikar Situs Gua Topogaro mendapat pengaruh dari dua tradisi tembikar yaitu Tradisi Sa Huynh-Kalanay yang berkembang di Asia Tenggara Kepulauan dan Tradisi Lapita yang berkembang di Pasifik.
Gua Topogaro is one of the sites with pottery fragments findings in the Central Sulawesi. This study aims to determine the shape and variety of decoration on the pottery of Gua Topogaro. Shape analysis includes profile and size. While the analysis of the decoration variety is done by observing decorative motifs, decorative techniques and decorative colors on the surface of the pottery. There are four types of pottery that is pots, jugs, jars, and bowls. There are 57 decorative motifs produced from several decorative techniques including incised, impressed, excised and applied. The application of white decorative colors is found in most decorated pottery fragments. Based on the shape and variety of decoration, the pottery from Gua Topogaro is affected by two pottery tradition: the Sa Huynh-Kalanay Tradition that developed in Southeast Asia Archipelago and the Lapita Tradition that developed in Pacific.