2021
DOI: 10.52774/jkfn.v4i1.63
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Social Distancing Dan Tingkat Stres Pada Remaja Usia Sekolah Di SMP Frater Mamasa

Abstract: Remaja sangat mudah mengalami stress. Dampak dari stress adalah remaja akan terlihat cemas, gelisah, bingung, mudah tersinggung dan cenderung mudah marah karena hal-hal yang sepele. Stres merupakan suatu reaksi baik secara fisik maupun emosional terhadap rangsangan atau perubahan yang terjadi disekitarnya. Salah satu perubahan yang memiliki dampak besar bagi para remaja ialah social distancing. Aturan social distancing yang disebabkan oleh pandemi membuat remaja tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari merek… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 9 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Sedangkan Negara China dilaporkan mengalami peningkatan stres pada remaja selama 2 tanun terakhir sebesar 8,1 %. Di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammadi pada tahun 2020 dalam Sambo, Riskyanti and Bamba (2021) dengan cara melakukan survey online yang berasal dari 34 Provinsi dengan responden sebagian remaja usia sekolah menunjukan hasil sebanyak 64% mengalami stres. Di Sumatera Barat, ganguan mental emosioanl atau stres pada umur ≥15 tahun lebih tinggi dari prevalensi nasional yakni sebesar (13%).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Sedangkan Negara China dilaporkan mengalami peningkatan stres pada remaja selama 2 tanun terakhir sebesar 8,1 %. Di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammadi pada tahun 2020 dalam Sambo, Riskyanti and Bamba (2021) dengan cara melakukan survey online yang berasal dari 34 Provinsi dengan responden sebagian remaja usia sekolah menunjukan hasil sebanyak 64% mengalami stres. Di Sumatera Barat, ganguan mental emosioanl atau stres pada umur ≥15 tahun lebih tinggi dari prevalensi nasional yakni sebesar (13%).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Di Sumatera Barat, ganguan mental emosioanl atau stres pada umur ≥15 tahun lebih tinggi dari prevalensi nasional yakni sebesar (13%). Sementara itu di Kota Padang pada umur ≥15 tahun sebesar (14,2%) (Sambo, Riskyanti and Bamba, 2021;Kemenkes RI, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bagi remaja yang selama pandemi selalu berada di rumah Hangout adalah salah satu alternative yang dapat dilakukan dalam menghilangkan rasa jenuh yang didapat aibat beraktivitas di dalam rumah saja. Menurut Hastuti & Baiti (2019) dalam [6] remaja atau anak muda merupakan fase dimana mereka sangat mudah dalam merasakan gejolakan dalam diri mereka. Arti dari gejolakan adalah dorongan baik secara fisik maupun emosional yang dimiliki oleh remaja erhadap diri mereka, sehingga dalam masa pandemi ini dimana setiap kehidupan yang dirasakan oleh remaja mengalami perubahan secara drastis.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Hang Out Pada Remaja DI Perkotaanunclassified
“…Anak-anak dan remaja juga sangat terpengaruh oleh larangan untuk pergi ke sekolah, kehidupan sosial dan kegiatan di luar ruangan, bahkan mereka juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan ini dapat mengarah kepada stress lalu meningkatnya kecemasan, perubahan pola makan dan dinamika sekolah, ketakutan atau bahkan kegagalan untuk mengatasi masalah (de Figueiredo et al, 2021). Hal tersebut berisiko terhadap dampak tekanan mental salah satunya adalah stres (Sambo et al, 2021).…”
unclassified
“…Pada tahun 2020 sebesar 70,7% yang mengalami masalah psikologis, kemudian meningkat pada tahun 2021 sebesar 80,4% dan pada tahun 2022 hingga bulan maret terdapat 82,5% yang mengalami masalah psikologis. Hasil penelitian Sambo et al, (2021) terdapat 11 orang (14,4%) yang mengalami stres dengan tingkat sedang. Sedangkan hasil penelitian Nasrudin et al, (2020) didapatkan 36 remaja (39,1%) mengalami stres ringan akibat ketidakpastian masa depan karena COVID-19, 30 remaja (32,6%) mengalami stres sedang akibat perubahan kegiatan sehari-hari selama pandemi COVID-19 serta 77 remaja (83,7%) akibat dari kekhawatiran terhadap anggota keluarga yang tertular COVID-19.…”
unclassified