KAJIAN PENERAPAN REKAYASA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN BERBASISMASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN RDNK. Reaktor Daya Non Komersial (RDNK) yang direncanakan dibangun di Kawasan Puspiptek Serpong, akan berdampak bagi masyarakat sekitar kawasan. Untuk meminimalkan masalah sosial perlu dilakukan penerapan rekayasa sosial dengan pendekatan berbasis masyarakat. Rekayasa sosial dilakukan dengan pemberian informasi dan peningkatan pemahaman teknologi nuklir, rencana pembangunan RDNK serta pemanfaatannya kepada masyarakat. Tujuan kajian ini adalah membentuk kelompok masyarakat melalui pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan penerimaan masyarakat dengan pelibatan aktif dalam kegiatan diseminasi. Metodologi yang digunakan adalah melalui tinjauan pustaka, pelibatan aktif dari masyarakat melalui wawancara dan diskusi kelompok stakeholder di beberapa kelurahan sekitar Kawasan Puspiptek Serpong, selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi interpersonal akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemanfaatan iptek nuklir. Terdapat perubahan positif dari masyarakat terhadap pemahaman iptek nuklir sebelum dan sesudah edukasi. Pemahaman ini dimengerti oleh masyarakat dengan usia bervariasi yaitu 30-70 tahun, sebagian besar berpendidikan SLTA ke atas dan memiliki pekerjaan di luar pemerintah. Dalam penelitian ini juga diperoleh kelompok masyarakat yang bersedia terlibat dalam kegiatan diseminasi yang tersebar di 8 kelurahan yaitu Setu,
ABSTRACT STUDY OF SOCIAL ENGINEERING IMPEMENTATION WITH A COMMUNITY-BASED APPROACH TO THE RDNK DEVELOPMENT PLAN.The Non-Commercial Power Reactor (RDNK) that is planned to be built in the Puspiptek Serpong Area, will have an impact on the community around the area. To minimize social problems, it is necessary to apply social engineering using a community-based approach. Social engineering is done by providing information and increasing understanding of nuclear technology, RDNK development plan and its utilization to the public.The aim of this assessment is to form community groups through an appropriate approach to increase community acceptance by active involvement in dissemination activities. The methodology used is through literature review, active involvement from the community through interviews and group discussions with stakeholders, in several villages around the Serpong Puspiptek Area, then an analysis is conducted. The results showed that the interpersonal communication approach would increase public awareness of the importance of utilizing nuclear science and technology. There are positive changes from the community towards understanding nuclear science and technology before and after education. This understanding is understood by people with varying ages of 30-70 years, with most of the education being senior high school and above, and most having jobs outside the government. In this study also obtained community groups who are willing to be involved in dissemination activities that are scattered in 8 village, namely Setu, Muncu...