2022
DOI: 10.36418/edv.v2i1.338
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Some Notes On The Idea Of Living Human Document And Its Implications For Pastoral Praxis

Abstract: This article provides a review of the literature on the concept of a living human document, which was first proposed by Anton T. Boisen and then advanced by Charles V. Gerkin. I will apply a holistic approach to understanding the idea of a living human document in light of the increasingly complicated difficulties humans face in our modern day. In this article, I argue that taking a holistic perspective will help us better comprehend persons in their environments (internal and external contexts). This, as I ca… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Akan tetapi, terdapat banyak faktor yang memunculkan konflik melalui relasi dan interaksi tersebut (Pakpahan, 2020). Dalam beberapa kasus, konflik yang berlangsung memberikan dampak buruk, seperti rasa kekecewaan, rasa kesedihan, putus asa, stress, depresi, kondisi kesehatan yang menurun, dan lainnya, terhadap kehidupan pihak lain dan dampak tersebut biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama (Gulo, 2022). 1 Di dalam suku Batak, seorang laki-laki dan perempuan dipandang tidak layak memiliki…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Akan tetapi, terdapat banyak faktor yang memunculkan konflik melalui relasi dan interaksi tersebut (Pakpahan, 2020). Dalam beberapa kasus, konflik yang berlangsung memberikan dampak buruk, seperti rasa kekecewaan, rasa kesedihan, putus asa, stress, depresi, kondisi kesehatan yang menurun, dan lainnya, terhadap kehidupan pihak lain dan dampak tersebut biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama (Gulo, 2022). 1 Di dalam suku Batak, seorang laki-laki dan perempuan dipandang tidak layak memiliki…”
Section: Pendahuluanunclassified