2021
DOI: 10.1177/09526951211004465
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

‘Somewhere between science and superstition’: Religious outrage, horrific science, and The Exorcist (1973)

Abstract: Science and religion pervade the 1973 horror The Exorcist (1973), and the film exists, as the movie’s tagline suggests, ‘somewhere between science and superstition’. Archival materials show the depth of research conducted by writer/director William Friedkin in his commitment to presenting and exploring emerging scientific procedures and accurate Catholic ritual. Where clinical and barbaric science fails, faith and ritual save the possessed child Reagan MacNeil (Linda Blair) from her demons. The Exorcist create… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 23 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hal ini hanya bisa dicapai dengan memahami realitas Nyepi dan Catur Brata Penyepian sebagai bentuk indigenous knowledge. Indigenous knowledge mengajarkan tentang aspek tindakan bertanggung jawab dalam relasi silang dengan komunitas lain yang berbeda (Chambers, 2021;Jacob et al, 2018;Razza et al, 2021). Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa esensialisme pada perayaan hari raya Nyepi adalah momentum untuk mengaplikasikan aspek kognitif, afektif, emosi dan praksis dalam memahami, menginternalisasi serta menindaklanjuti nilai indigenous knowledge dalam memaknai kehadiran entitas lain dalam ruang sosial yang heterogen.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hal ini hanya bisa dicapai dengan memahami realitas Nyepi dan Catur Brata Penyepian sebagai bentuk indigenous knowledge. Indigenous knowledge mengajarkan tentang aspek tindakan bertanggung jawab dalam relasi silang dengan komunitas lain yang berbeda (Chambers, 2021;Jacob et al, 2018;Razza et al, 2021). Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa esensialisme pada perayaan hari raya Nyepi adalah momentum untuk mengaplikasikan aspek kognitif, afektif, emosi dan praksis dalam memahami, menginternalisasi serta menindaklanjuti nilai indigenous knowledge dalam memaknai kehadiran entitas lain dalam ruang sosial yang heterogen.…”
Section: Pembahasanunclassified