Penggunaan pengencer komersial pada pembuatan semen beku kambing PE umum digunakan di Indonesia. Namun penggunaan pengencer komersial ini memiliki kelemahan, yaitu masa simpan yang pendek dan keterbatasan akses perolehan barang yang tidak tersedia setiap saat, terutama untuk balai inseminasi buatan daerah (BIBD). Untuk itu perlu diketahui tentang pengaruh beberapa jenis pengencer berbasis skim dan tris yang telah dikembangkan terhadap kualitas semen cair dan semen beku kambing PE, sehingga dapat menjadi alternatif ketika pengencer komersial tidak tersedia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 5 jenis pengencer yaitu : P1 : Pengencer Andromed (Andromed) , P2 : Pengencer Skim + Kuning Telur (SKT), P3 : Pengencer Skim + 1% Soybean lecithin (SSL), P4 : Pengencer Tris + Kuning telur (TKT), P5 : Pengencer Tris + 1% Soybean lecithin (TSL). Semen segar yang digunakan berasal dari 1 ekor kambing PE yang dipelihara dan dikoleksi semennya sesuai SOP BIB Ungaran. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis pengencer berpengaruh nyata terhadap motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh semen cair dan semen beku kambing PE (P <0,05). Motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh tertinggi didapatkan pada perlakuan jenis pengencer Andromed (P1) dan yang terendah pada perlakuan pengencer Skim-Soybean Lecithin (P3). Namun pada kondisi pengencer komersial tidak tersedia, jenis pengencer berbasis skim dan tris dengan kuning telur dapat dipergunakan sebagai alternatif pengencer untuk pembuatan semen beku kambing PE.