Penanganan pascamati/postmortem dilakukan terhadap lumba-lumba fraser yang terdampar perairan Selat Sunda, Pandeglang, Banten. Semula lumba-lumba fraser ini ditemukan dalam kondisi hidup tetapi tidak dapat bertahan dan beberapa saat kemudian mati. Informasi mengenai kondisi lumba-lumba fraser yang terdampar di wilayah Indonesia masih sangat terbatas. Makalah ini mengulas gambaran patologi pada lumba-lumba fraser yang terdampar tunggal di Banten. Sampel organ berupa hati, paru-paru, ginjal, limpa, jantung, lambung, usus dan kulit diambil untuk pengamatan patologis makroskopis dan mikroskopis. Pada kulit lumba-lumba fraser teramati adanya lesi antropogenik. Organ hati mengalami hepatitis kronis disertai lipidosis, sedangkan ginjal mengalami kongesti, degenerasi, glomerulonefritis, fibrosis dan metaplasia. Pada paru-paru teramati mineralisasi, bronchiolitis, edema, kongesti dan hemoragi. Limpa mengalami perubahan warna dengan bercak-bercak kuning kecoklatan yang secara mikroskopis merupakan deposit pigmen. Kongesti, degenerasi dan myocarditis teramati pada jantung. Lambung terisi cairan berwarna coklat kehijauan tanpa padatan pakan maupun benda asing. Pada lambung teramati nodul parasit Pholeter gastrophilus dengan lesi spesifik gastritis fibrogranuloma dan pada usus mengalami kongesti, nekrosis dan enteritis tanpa disertai perubahan makroskopis. Lumba-lumba fraser tersebut dalam kondisi sakit sebelum terdampar dan mati.