Pendahuluan: Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) merupakan salah satu obat dengan efek antiinflamasi dan analgesik yang sering dikonsumi bebas oleh masyarakat umum. Namun, OAINS juga memiliki berbagai efek samping salah satunya yaitu sindrom nefrotik (SN).
Laporan Kasus: Pria usia 20 datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh. Bengkak muncul bertahap disertai sesak seiring meluasnya bengkak tubuh. Sesak dirasakan menetap dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien memiliki riwayat sering mengkonsumsi obat pegal linu, tanpa resep dokter, sejak 1 tahun yang lalu. Pasien menggunakan obat tersebut kurang lebih 3-4x dalam seminggu. Pasien didiagnosa dengan sindrom nefrotik. Pada pasien dilakukan penghentian OAINS, pasien juga diberikan streoid intravena, oral ARB, serta terapi antikoagulan oral. Pasien berespon baik terhadap terapi yang diberikan ditandai dengan berkurangnya edema dan perbaikan fungsi ginjal.
Diskusi: SN adalah kumpulan gejala penyakit glomerular berupa proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema perifer, dan/atau hiperlipidemia. Penyebab SN dibagi menjadi dua yaitu SN primer dan SN sekunder. Beberapa macam penyebab SN primer yaitu glomerulonefritis (GN) lesi minimal, nefropati membranosa, fokal segmental, atau nefropati IgA. Sedangkan GN sekunder dapat disebabkan oleh toksisitas OAINS, infeksi, gangguan metabolik, dan gangguan sistem imun.
Kesimpulan: Pada laporan kasus ini, laki-laki usia 20 tahun yang terdiagnosis SN dengan riwayat penggunaan OAINS dalam jangka waktu lama berespon baik terhadap terapi steroid. Untuk menentukan penyebab pasti serta pilihan terapi yang tepat maka diperlukan pemeriksaan seperti biopsi ginjal. Tenaga medis juga perlu melakukan anamnesis dan pemeriksaan holistik serta komprehensif terkait faktor risiko penyebab SN.