Lebih dari satu dekade terakhir, Islam Indonesia telah menyaksikan menjamurnya gerakan dakwah melalui media sosial. Sebagian besar gerakan dakwah tersebut didirikan oleh 'Ustaz Selebriti', sebuah istilah yang merujuk pada ustaz yang populer di media baru. Belakangan ini, beberapa di antara mereka menunjukkan kecenderungannya pada Aksi Bela Islam (ABI) yang identik dengan identitas politik. Hal itu mencoreng citra Islam di mata publik sekaligus membuat otoritas keagamaan menjadi terfragmentasi. Peristiwa ini mendorong para ustaz selebritis, yang memiliki jumlah jemaah yang besar, mendirikan gerakan dakwah dengan nama "Barisan Bangun Negeri" yang berfokus pada isu-isu sosial, lingkungan dan kemanusiaan serta dirancang untuk memulihkan citra Islam. BBN menjadi bentuk konvergensi atau pemusatan umat sebagai respon atas terpecahnya umat Islam sebelumnya. Urgensi yang dibawa dalam gerakan dakwah ini tentu saja identitas, tepatnya identitas keislaman. Ada kebutuhan bagi para ustaz selebriti untuk membela identitas Islam mereka. Tulisan ini berusaha mengkaji sejauh apa gerakan dakwah BBN berhasil menyatukan umat muslim. Melalui metode netnografi dan wawancara, kami berpendapat bahwa BBN berusaha menampilkan citra Islam sebagai ‘Islam Rahmatan lil Alamin’ melalui implementasi ide-ide syariah. Selain itu, BBN juga mengajak para pengikut ustaz selebritas dalam gerakan dakwah mereka untuk menyukseskan program-program tersebut.
Kata Kunci: fragmentasi, konvergensi, Barisan Bangun Negeri, dakwah bil hal, ustaz selebriti
Over the last decade, Indonesia Islam has witnessed the mushrooming of da’wah movement through social media. Mostly, those da’wah movement are founded by ‘Celebrity Ustaz’, a term refers to ustaz who are popular within new media. Recently, a few of them have shown their tendencies to Aksi Bela Islam or ABI (Defending Islam Movement) which identically to politic identity. It was defaced image of Islam towards the public as well as fragmented the religious authority. This event was encouraged those celebrity ustaz to established a da'wah movement namely "Barisan Bangun Negeri" which focusing on social, environmental and humanitarian issues as well as designed to recover the image of Islam. BBN founded as a convergence media as result of ABI fragmentation. The main purpose of BBN is the celebrity preachers trying to defend their islamic identity in order to show the real Islam rahmah. This paper seeks to examine at which extent BBN succeed to convergence ummahs. By mean of netnography and interview methods, we argue BBN attempts to perform the image of Islam as ‘Islam Rahmatan lil Alamin’ through implementing syariah ideas. In addition, BBN invited followers of celebrity ustaz of their da'wah movement to successful their programmes.
Keywords: fragmentation, convergence, Barisan Bangun Negeri, dakwah bil hal, ustaz celebrity