Industri gula merah lontar di Kabupaten Jeneponto adalah industri kecil milik masyarakat yang dikelola secara mandiri. Industri ini memiliki kekuatan utama dalam ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Berdasarkan evaluasi Internal-Eksternal (IE), posisi industri ini berada pada titik koordinat positif yaitu kuadran I yang menandakan situasi industri pengolahan gula merah lontar sangat menguntungkan untuk digunakan dalam pengembangan ke depan. Upaya pengembangan industri ini perlu kontribusi dari berbagai aktor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Kabupaten Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian ketersediaan bahan baku, keterampilan pengolah/Sumber Daya Manusia, aspek pemasaran, kemampuan teknologi pengolahan, dan kebijakan pemerintah daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku referensi dan penelitian yang mendukung, wawancara, dan pengisian kusioner. Analisis data menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian dan derajat kepentinngannya adalah pengolah (0,617), pemerintah (0,209), lembaga mitra (0,102), dan lembaga keuangan (0,073). Kesimpulan penelitian ini yaitu aktor utama dengan derajat kepentingan tertinggi adalah pengolah (0,617).