Latar Belakang: Salah satu indikator kesehatan utama suatu negara atau masyarakat adalah status gizi. Status gizi lebih dan obesitas dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Pada tahun 2018, kasus gizi lebih meningkat menjadi 13,6% (11,5% pada tahun 2013) dan kasus obesitas menjadi 21,8% (14,8% pada tahun 2013). Berdasarkan kelompok pekerjaannya, pegawai menempati peringkat dua kelompok pekerjaan dengan prevalensi gizi lebih dan obesitas paling banyak, yaitu 30,8%. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan tingkat stress, emotional eating, aktivitas fisik, dan persen lemak tubuh dengan status gizi pegawai Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta. Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden sebanyak 68, dipilih secara acak dengan teknik probability proportional sampling. Data identitas responden, tingkat stres, emotional eating, dan aktivitas fisik diambil melalui wawancara dengan panduan kuesioner (DASS-14, DEBQ-13, dan Baecke). Data antropometri (tinggi badan, berat badan, dan persen lemak tubuh) diperoleh melalui pengukuran langsung. Pengolahan data dilakukan dengan uji Spearman Rank dan korelasi Pearson. Hasil: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan emotional eating dengan status gizi (p= 0,604; p=0,543). Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan persen lemak tubuh dengan status gizi (p=0,005; p=0,000). Aktivitas fisik memiliki korelasi negatif dan tingkat keeratan hubungan yang rendah dengan status gizi, sedangkan persen lemak tubuh memiliki korelasi positif dengan tingkat korelasi yang sempurna. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan persen lemak tubuh dengan status gizi.