The problems in culture of early juvenile phase of spiny lobster Panulirus homarus is low survival rate of the seed. One of strategies to improve production is using filtration system during nursery of spiny lobster.
ABSTRAKPermasalahan dalam budidaya lobster pasir Panulirus homarus yaitu rendahnya tingkat kelangsungan hidup pada fase juvenil tahap awal. Salah satu solusi untuk meningkatkan produksi adalah dengan menggunakan sistem filtrasi fisik selama pendedran lobster. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi perbedaan sistem filtrasi fisik terhadap respons stres dan tingkat kelangsungan hidup juvenil P. homarus. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan dua ulangan. Perlakuan menggunakan sistem aliran kontinyu tanpa protein skimmer dan top filter (kontrol), sistem filtrasi fisik dengan protein skimmer (SK), sistem filtrasi fisik dengan top filter (F) dan sistem filtrasi fisik dengan kombinasi protein skimmer dan top filter (SKF). Bobot awal P. homarus sebesar 0,18±0,01 g dipelihara selama 60 hari dengan kepadatan 250 ekor / bak. Selama pemeliharaan, P. homarus diberi pakan ikan rucah sebanyak 20% dari bobot. Parameter uji untuk respons stres yaitu glukosa hemolymph dianalisis pada hari 0, 6, 20 dan 60. Parameter tingkat kelangsungan hidup diamati pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem filtrasi fisik dengan mengunakan kombinasi protein skimmer dan top filter (SKF) mampu menurunkan respons stres dengan menurunkan glukosa hemolymph pada juvenil P. homarus selama pemeliharaan. Tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi (P <0,05) pada perlakuan SKF (33,2%) dibandingkan perlakuan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa SKF adalah sistem filtrasi fisik terbaik untuk pendederan juvenil lobster pasir P. homarus.Kata kunci: glukosa hemolymph, lobster pasir, sistem filtrasi, tingkat kelangsungan hidup