This research was conducted from January to March 2021 in the seagrass ecosystem of Amahai village, Maluku Tengah Regency. This study aims to analyze the structure of seagrass communities, identify utilization forms of the seagrass ecosystem, and formulate management directives in Amahai waters. Environmental parameter measurements included temperature, salinity, pH, current speed, and substrate conditions. Data collected to analyze the forms of ecosystem use were carried out in observation and interviews. Management directives were devised descriptively based on the results. The study shows that six types of seagrass are found, namely Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, and Syringodium isoetifolium. The highest value of species density, frequency, and proportion of closure is represented by Thalassia hemprichii which are 64.22 stands/m2, 0.74, and 17.77%, respectively; while the lowest value for species density and frequency is Syringodium isoetifolium that totals 11.69 stands/m2 and 0.15. Halophila ovalis takes the minor portion of closure at almost 5%. The water quality parameters measured are temperature, salinity, pH, and current speed ranging from 27 to 3oC, 26 ‰ to 32 ‰, 7 to 8, and 0.20 to 0,46 m/s. In addition, the sandy category dominates the substrates. People utilize the ecosystem for activities such as bameti/balobe, mariculture, fishing, tourism, and boat mooring. Three management directives are formulated to manage the waters.
ABSTRAK
Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari sampai Maret 2021 yang berlokasi pada ekosistem lamun Negeri Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur komunitas lamun, mengidentifikasi bentuk-bentuk pemanfaatan ekosistem lamun, dan merumuskan arahan pengelolaan di perairan Negeri Amahai. Pengukuran parameter lingkungan meliputi suhu, salinitas, pH, kecepatan arus dan kondisi substrat. Pengambilan data bentuk-bentuk pemanfaatan lamun dilakukan dengan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Arahan pengelolaan dianalisis secara deskriptif yang didasarkan pada hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dijumpai enam jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia dan Syringodium isoetifolium. Nilai kerapatan jenis, frekuensi jenis, persentase penutupan jenis tertinggi diwakili oleh jenis Thalassia hemprichii, yaitu 64,22 teg/m2, 0,74, dan 17,77%, sedangkan untuk nilai kerapatan jenis dan frekuensi jenis terendah diwakili oleh jenis Syringodium isoetifolium, yaitu 11,69 teg/m2 dan 0,15. Persentase penutupan terendah diwakili oleh jenis Halophila ovalisdengan nilai 4,48%. Hasil pengukuran parameter lingkungan di perairan Negeri Amahai menunjukkan suhu perairan 27-31oC, salinitas 26‰-32‰, pH 7-8, kecepatan arus 0,20-0,46 m/s, dan kondisi substrat yang dominan adalah berpasir. Bentuk-bentuk pemanfaatan ekosistem Negeri Amahai diantaranya aktivitas bameti/balobe, budidaya laut, penangkapan ikan, wisata dan tambatan perahu. Terdapat tiga arahan yang diformulasikan untuk tujuan pengelolaan perairan Amahai.
Kata Kunci: Lamun, struktur komunitas, bentuk pemanfaatan, arahan pengelolaan, Amahai