“…Tinjauan menyeluruh literatur mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran matematika dapat dipengaruhi oleh math anxiety dan gender, kelemahan berpikir divergen peserta didik sering terlihat pada indikator fleksibilitas, peserta didik hanya menggunakan satu perspektif, pada nyatanya persoalan matematika dapat diselesaikan (Ibnatur Husnul & Hasanah, 2020;Poves et al, 2020;Faridah & Ratnaningsih, 2018), kemampuan berpikir divergen dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang merujuk pada proses berpikir kreatif anak dengan melalukan eksplorasi cara belajar dan membantu peserta didik agar terhindar dari rasa cemas dalam belajar matematika, math anxiety memiliki peran yang melibatkan proses berpikir kreatif dan melakukan eksplorasi hal-hal lain, namun math anxiety dapat tumbuh pula melalui lingkungan yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlangsung, gender seorang peserta didik melibatkan bagaimana peserta didik tersebut menghadapi masalah matematika dan menerima motivasi dalam belajar, math anxiety pada setiap gender dapat dikontrol dengan memberikan motivasi atau penguatan pada peserta didik, namun bentuk motivasi yang diberikan tergantung pada gender peserta didik, karena gender mempengaruhi cara pandang dalam pembelajaran matematika. Menurut basis bukti literatur, kemampuan berpikir divergen dapat dipengaruhi oleh math anxiety dan gender.…”