Semakin tingginya biaya kebutuhan hidup menjadi salah satu faktor kasus putus sekolah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa mayoritas (76%) keluarga menyatakan bahwa alasan utama anak mereka putus sekolah adalah masalah ekonomi. Sebagian besar dari mereka (67,0%) tidak mampu membayar biaya sekolah, sementara sebagian kecil lainnya (8,7%) harus mencari nafkah. Pendidikan dianggap sebagai salah satu kunci pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), yang bertujuan untuk menciptakan SDM yang kuat, produktif, terampil, dan berpengetahuan luas, didukung oleh kerjasama industri dan talenta global. Melalui pendidikan, individu diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejalan dengan tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah crowdfunding berbasis donasi dapat menjadi sumber pendanaan sosial untuk pendidikan anak-anak yang putus sekolah. Crowdfunding tidak hanya menyediakan modal sosial dari luar, tetapi juga modal sosial internal yang berperan penting dalam keberhasilan penggalangan dana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa crowdfunding berbasis donasi dapat digunakan sebagai sumber pendanaan sosial untuk pendidikan.