2012
DOI: 10.31172/jmg.v13i2.125
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Indeks Stabilitas Udara Terhadap Prediksi Kejadian Badai Guntur (Thunderstorm) Di Wilayah Stasiun Meteorologi Cengkareng Banten

Abstract: ABSTRAKBadai guntur merupakan salah satu fenomena cuaca yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Singkatnya durasi hidup badai guntur menyebabkan kejadian ini sulit sekali diprediksi. Analisis indeks stabilitas udara adalah salah satu cara yang digunakan untuk memprediksi peluang kejadian badai guntur. Metode Total -Totals Index, Indeks K dan Indeks Severe Weather Threat (SWEAT) merupakan beberapa metode analisis indeks stabilitas udara yang dikembangkan di daerah lintang tinggi dan sering digunakan untuk mem… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
2
0
7

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
4
3

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(9 citation statements)
references
References 3 publications
0
2
0
7
Order By: Relevance
“…Beberapa penelitian terkait penggunaan data Radiosonde dan indeks stabilitas udara telah dilakukan. Syaifullah (2011) (Budiarti et al, 2012), di wilayah Makassar (Nurrohman & Tjasyono, 2016) dan pada musim hujan tahun 2016 (Zahroh et al, 2017). Fibriantika & Alhaqq (2018)) menggunakan data Radiosonde untuk mengamati profil vertikal atmosfer selama aktifitas Siklon tropis Cempaka dan Dahlia.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Beberapa penelitian terkait penggunaan data Radiosonde dan indeks stabilitas udara telah dilakukan. Syaifullah (2011) (Budiarti et al, 2012), di wilayah Makassar (Nurrohman & Tjasyono, 2016) dan pada musim hujan tahun 2016 (Zahroh et al, 2017). Fibriantika & Alhaqq (2018)) menggunakan data Radiosonde untuk mengamati profil vertikal atmosfer selama aktifitas Siklon tropis Cempaka dan Dahlia.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Total-totals index terdiri atas dua bagian yaitu Cross Totals Index (CT) dan Vertical Totals Index (VT) berdasarkan data suhu (T) dan suhu titik embun (Td) pada lapisan 850 dan 500 mb. Total-totals Index dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut, (4) (5) (6) ( (Budiarti et al, 2012) dan (Syaifullah, 2011)).…”
Section: Metodeunclassified
“…TT = VT + CT, dimana VT = T 850 -T 500 dan CT = D 850 -T 500 TT = T 850 + D 850 -2T 500 Pada penelitian sebelumnya telah ditentukan ambang batas untuk menunjukkan potensi kejadian thunderstorm [4]. Namun nilai ambang batas tersebut adalah hasil penelitian yang dilakukan di daerah lintang tinggi yang karakteristik atmosfernya berbeda dengan Indonesia yang berada di lintang rendah.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain itu, jumlah kejadian Cumulonimbus lebih banyak daripada jumlah kejadian thunderstorm.Dalam ABL jumlah kejadian Cumulonimbus maupun thunderstorm sangat besar pada indeks <44. Sementara menurut Alford[4], pada indeks <44 seharusnya tidak akan terjadi thunderstorm. Hal ini membuktikan bahwa ABL masih belum cocok jika diterapkan untuk prediktor Cumulonimbus dan thunderstorm di daerah Pangkalpinang.Penerapan ABB untuk prediktor Cumulonimbus dan thunderstorm pada tahun 2016 menunjukkan indeks <37.76 memiliki jumlah kejadian Cumulonimbus dan thunderstorm yang lebih sedikit daripada indeks di ABL.…”
unclassified
“…TT total-totals index, f kecepatan angin (knots), dan s sin arah angin pada lapisan 500 mb dan 850 mb.Studi mengenai indeks labilitas udara sudah banyak dilakukan salah satunya olehBudiarti et al (2012) yang mengkaji ulang interval indeks stabilitas atmosfer yang lebih cocok untuk wilayah lintang rendah.…”
unclassified