2019
DOI: 10.30883/jba.v39i1.337
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Patologi Dan Kultural Pada 19 Gigi Lepas Dari Kotak Tp Geo Iv Situs Gunungwingko

Abstract: Gunungwingko is an archaeological site located in Bantul Regency, Yogyakarta Province. This site was used from 0 AD to 17th century. In 1978 excavation, there were 19 isolated teeth found in excavation box T.P. Geo. IV from 170 – 220 cm in depth. The objective of this research is to identify Minimum Number Individual (MNI), and also their influences to health status and cultural point of view. The method being used for this research is bioarchaeological method with macroscopic analysis. We concluded that the M… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 13 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Adapun variasi pangur dapat diklasifikasikan dari bentuk dan tujuannya, yaitu untuk meratakan gigi dan untuk meruncingkan gigi [30,31]. Tradisi ini dilakukan sebagai ritus pendewasaan, inisiasi, kosmetik, membantu mengunyah daging hewan buas, serta tanda duka [29,[32][33][34].…”
Section: Pangur Dan Inlayunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Adapun variasi pangur dapat diklasifikasikan dari bentuk dan tujuannya, yaitu untuk meratakan gigi dan untuk meruncingkan gigi [30,31]. Tradisi ini dilakukan sebagai ritus pendewasaan, inisiasi, kosmetik, membantu mengunyah daging hewan buas, serta tanda duka [29,[32][33][34].…”
Section: Pangur Dan Inlayunclassified
“…Pada masyarakat Hindu di Bali, pangur merupakan bagian dari ritual yang wajib dilakukan remaja sebagai syarat pendewasaan, lebih tepatnya sebagai simbolisasi penghapusan kejahatan pada manusia [32]. Penelitian bioarkeologis menemukan bukti adanya pengikiran gigi berbentuk "T" dan permata (diamond) pada masyarakat Jawa [8,34]. Masyarakat Mentawai juga percaya bahwa tradisi pengikiran gigi merupakan wujud dari identitas sosial mereka [2,35,36].…”
Section: Pangur Dan Inlayunclassified