Sungai Mewek-Kalisari-Bango merupakan salah satu sungai utama di Kota Malang. Keberadaan sungai ini sangat penting bagi masyarakat sekitar sungai, seperti digunakan untuk keperluan mandi, masak, irigasi, dan lain-lain. Namun saat ini terjadi banyak penumpukan sampah di sepanjang sungai, utamanya sampah hasil kegiatan domestik. Selain itu, limbah industri dan pertanian juga memperburuk kualitas air sungai. Hal ini sesuai dengan hasil pemantauan yang menunjukkan beberapa parameter kualitas air sungai telah melewati baku mutu. Tujuan penelitian adalah untuk menetapkan status mutu air pada musim kemarau di Sungai Mewek-Kalisari-Bango. Penetapan status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran, WQI, dan NSF-WQI. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui sumber pencemaran sungai berdasarkan penggunaan lahan di sekitar sungai. Hasil status mutu air Sungai Mewek-Kalisari-Bango dapat disimpulkan sebagai berikut: metode Indeks Pencemaran (tercemar ringan), metode WQI (bersih), dan metode NSF-WQI (sedang). Berdasarkan penggunaan lahan, pada segmentasi Sungai Mewek-Kalisari-Bango bagian hulu sumber pencemaran didominasi limbah pertanian. Sedangkan pada bagian tengah dan hilir sumber pencemaran didominasi limbah domestik. Secara umum sumber pencemaran pada Sungai Mewek-Kalisari-Bango terdiri dari limbah domestik, pertanian, dan industri. Namun berdasarkan hasil analisis korelasi dengan metode Spearman, didapat bahwa tidak ada korelasi antara luas tutupan lahan dan kualitas air, baik pada kualitas tiap parameter maupun status mutu airnya.