Studi Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Posfat (H3PO4) dan Waktu Perendaman Karbon terhadap Karakteristik Karbon Aktif dari Kulit Durian

Abstract

Durian shell is one of the agricultural wastes has the potency to valuable product therefore this study aims to utilize durian shells in activated carbon production and examine effect of variations phosphoric acid (H3PO4) concentration and carbon soaking time to characteristics of activated carbon. Durian shell pyrolyzed at 400oC for 2 hours, milled using ball mill, sifted with a 100 mesh sieve, and carbon is activated with soaking using phosphoric acid (H3PO4) with various concentrations of 30, 40, 50, 60 and 70% (v/v) and soaking time of 3 hours, 6 hours, 9 hours, 12 hours, and 15 hours. Effect of variation concentration and soaking time shows the characterization of activated carbon are fluctuating. Activated carbon with the highest iodine number of 1,080,1728 mg/g obtains at activator concentration 30% (v/v) for 9 hours. Results of the SEM-EDX analysis of activated carbon show that mesoporous group, BET analysis shows ​​44,372 m2/g of surface area.

Remazol Briliant Blue Uptake by Green and Low-Price Black Carbon from Ilalang Weeds (Imperata cylindrica) Activated by KOH Solution

“…sugarcane dregs [21], Durian peel [22], coconut shell [23], and Enceng Gondok plant [24]. One of the abundant plants, high availability, and cheap is Ilalang Weeds (Imperata cylindrica).…”

PENGARUH PENGGUNAAN ARANG AKTIF KULIT DURIAN (Durio zibethinus) TERHADAP KUALITAS AIR PADA BUDI DAYA IKAN KOI (Cyprinus rubrofuscus)

“…Sehingga, sebanyak 79,48% bagian dari buah durian seperti kulit dan biji durian merupakan bagian yang tidak dapat dikonsumsi dan masih jarang dimanfaatkan. Secara proporsional, kulit durian terdiri atas kandungan selulosa (50 -60%), lignin (5%), dan pati (5%) (Husin & Hasibuan, 2020). Dengan tingginya jumlah bagian durian yang tidak dimanfaatkan dan tingginya kandungan selulosa pada kulit durian, maka kulit durian berpeluang dimanfaatkan sebagai arang aktif untuk filter air yang mampu mengadsorpsi zatzat berbahaya yang terkandung dalam air.…”

“…Adsorpsi merupakan fenomena terserapnya permukaan suatu lapisan / daerah / benda oleh adsorben (Masyithah et al, 2018) pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahapan utama yaitu proses dehidrasi, proses karbonisasi, dan proses aktivasi arang (Nurhayati & Sutrisno, 2015). Beberapa metode modifikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi permukaan seperti metode impregnation treatment, ozone treatment, surfactant treatment, plasma treatment, dan microwave treatment (Husin & Hasibuan, 2020). Nugroho et al, (2022), melaporkan bahwa penambahan arang aktif pada air hujan sebagai model filter air dapat menurunkan pH air sebesar 10,003%, menurunkan kadar Mn sebesar 99%, dan menghilangkan kekeruhan pada air sebesar 3,5%.…”

“…berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 06-3730-1995, kadar maksimum air arang sebelum dan sesudah aktivasi arang aktif yaitu sebesar 10% (Masyithah et al, 2018) Dari pengujian tersebut, semakin besar konsentrasi aktivatornya, maka akan meningkatkan nilai TDS dan menurunkan kadar O2 dalam air sehingga jumlah kematian ikan koi meningkat karena kurangnya pasokan oksigen dalam air. Pengaruh variasi konsentrasi waktu perendaman arang aktif akan memberikan karakteristik arang aktif yang fluktuatif (Husin & Hasibuan, 2020).…”

Optimization of Activated Charcoal Synthesis from Sugar Palm Shells for the Adsorption of Iron Ions in Batik Waste

“…The higher the ash content in activated charcoal, the more pores will become clogged [17]. However, the higher the calcination temperature employed, the greater the pore surface area of the adsorbent, and the greater the adsorption of the adsorbent [18].…”