Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia, yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau dari keduanya. Metformin adalah obat lini pertama yang diberikan sebagai monoterapi apabila pasien tidak memiliki kontraindikasi dengan metformin. Sayangnya, pemberian obat metformin seringkali menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan dan berbahaya dari obat yang diberikan dalam dosis standar (ROM), seperti efek samping gastrointestinal sebesar 25% dan sekitar 5% penderita yang tidak dapat mentolerir metformin sama sekali. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya efek samping gastrointestinal, seperti usia, jenis kelamin, BMI, dan dosis obat metformin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi efek samping gejala gastrointestinal pada pasien DM Tipe 2 dalam terapi metformin dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional retrospektif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April 2021. Sampel penelitian menggunakan data rekam medis sebanyak 79 rekam medis pasien di poli DM Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2020. Dari 79 responden, sebanyak 46 orang (58,2%) mengalami efek samping gastrointestinal. Faktor usia (p value= 0,0006), BMI (p value= 0,002), dan dosis obat (p value= 0,001) berkorelasi terhadap terjadinya efek samping gejala gastrointestinal, sedangkan faktor jenis kelamin tidak berkorelasi (p value= 0,372). Usia, BMI, serta dosis obat berpengaruh pada kejadian efek samping gejala gastrointestinal pada pasien DM Tipe 2 yang diberikan terapi metformin di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2020