Each region has soil conditions that are not the same as other regions, some have good soil carrying capacity, and some are bad. The soil stabilization process involves mixing the soil with other soils to obtain the desired gradation. Stabilization is carried out if the land at the project site does not meet the requirements when used for engineering certain buildings. In the study of clay soil tested came from Jampi Hamlet of Ngentrong Village, Karangan District, Trenggalek Regency - East Java Province, the method of a mixture of bagasse ash and coconut shell charcoal consisted of 4 variations, each using a different mixture content ie 0%, 7%, 10%, and 15%, This research was conducted at the Civil Engineering Laboratory of Kadiri University. The results of the study showed that the addition of a mixture of bagasse ash and coconut shell charcoal affected soil stability. At a percentage of 15%, it produces a liquid limit of 39%, a plastic limit of 28.38%, a plastic index of 10.62%, the addition is able to improve soil properties, given that the original soil structure has a higher level of plasticity.Setiap daerah memiliki kondisi tanah yang tidak sama dengan daerah lainnya, ada yang mempunyai kondisi daya dukung tanah yang baik dan ada pula yang buruk. Proses stabilisasi tanah meliputi pencampuran tanah dengan tanah lain untuk memperoleh gradasi yang diinginkan. Stabilisasi dilakukan bila tanah di lokasi proyek tidak memenuhi syarat bila digunakan untuk rekayasa bangunan tertentu. Pada penelitian tanah lempung yang diuji ini berasal dari Dusun Jampi Desa Ngentrong Kec.Karangan Kab.Trenggalek – provinsi Jawa Timur, metode campuran abu ampas tebu dan arang batok kelapa terdiri dari 4 variasi, masing-masing mengggunakan kadar campuran yang berbeda yaitu 0%,7%, 10%, dan 15%, Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri. Hasil uji penelitian menunjukkan bahwa penambahan campuran abu ampas tebu dan arang batok kelapa berpengaruh terhadap stabilitas tanah. Pada presentase 15% mengahasilkan batas cair 39%, batas plastis 28,38 %, indeks plastis 10,62%, penambahan tersebut mampu memperbaiki sifat tanah, mengingat bahwa struktur tanah asli memiliki tingkat keplastisan yang lebih tinggi.