Supervisi Kepala Sekolah: Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru dan Hasil Belajar Peserta Didik

Abstract

Kualitas pembelajaran yang rendah disebabkan karena guru kurang mengembangkan kemampuan profesionalnya. Kemampuan professional guru menjadi tanggungjawab kepala sekolah dalam melakukan supervise pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap peningkatan kualitas pembelajaran guru dan hasil belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru bagian kurikulum, tim supervisi yang berjumlah 5 orang, guru mata pelajaran IPS dan PPKn sejumlah 5 orang serta peserta didik kelas VIII yang berjumlah 179 orang. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran guru dan hasil belajar peserta didik. Supervisi akademik telah dilakukan mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan tindaklanjut sesuai dengan buku pedoman supervisi dan penilaian kinerja guru. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah berdampak pada peningkatan kemampuan professional guru dan peningkatan kualitas pembelajaran. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi professional guru dan peningkatan kualitas pembelajaran yang ada di kelas sehingga mutu pendidikan semakin baik.

Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

“…Namun hanya sebesar 23% guru masih merasakan bahwa dalam aplikasi kurikulum merdeka ini masih terdapat banyak istilah-istilah baru yang masih terdengar asing sehingga para guru membutuhkan arahan untuk memaksimalkan pemahaman dari kurikulum baru tersebut. Persoalan yang menjadi kendala dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guru adalah kegiatan pembinaan pembelajaran atau supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah belum optimal (Mediatati & Jati, 2022).…”