2022
DOI: 10.1063/5.0103325
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Surface analysis of activated carbon from rice husk based on carbonization and activation method

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 20 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Di sisi lain, eceng gondok merupakan tumbuhan invasif yang pertumbuhannya sangat melimpah dan dapat mempersempit sungai sehingga diperlukan adanya pemanfaatan eceng gondok, salah satunya sebagai bahan karbon aktif untuk adsorben zat pencemar dalam limbah detergen. Jika dilihat dari penelitian-penelitian sintesis karbon aktif dari biomassa yang ada, luas permukaan karbon aktif hanya mencapai 22,499 m 2 /g untuk karbon aktif dari sekam padi termodifikasi surfaktan (Pargiman et al, 2018); 41,101 m 2 /g untuk karbon aktif dari sabut pinang (Fitriansyah et al, 2021); 3,918 m 2 /g untuk karbon aktif dari kulit kacang tanah (Setyawan et al, 2018); 66,51 m 2 /g untuk karbon aktif dari sekam padi (Riyanto et al, 2022); dan 176,5 m 2 /g untuk karbon aktif dari batang pisang (Aisyah et al, 2019). Pada penelitian karbon aktif dari eceng gondok (baik batang maupun daun) didapatkan luas permukaan yang lebih tinggi, yaitu 423,6 m 2 /g (Huang et al, 2014) dan 235 m 2 /g untuk karbon aktif dari batang eceng gondok (González-García et al, 2020), sehingga karbon aktif daun eceng gondok dianggap cocok untuk adsorpsi surfaktan maupun fosfat yang memiliki ukuran molekul yang besar.…”
Section: Alchemy Jurnal Penelitian Kimiaunclassified
“…Di sisi lain, eceng gondok merupakan tumbuhan invasif yang pertumbuhannya sangat melimpah dan dapat mempersempit sungai sehingga diperlukan adanya pemanfaatan eceng gondok, salah satunya sebagai bahan karbon aktif untuk adsorben zat pencemar dalam limbah detergen. Jika dilihat dari penelitian-penelitian sintesis karbon aktif dari biomassa yang ada, luas permukaan karbon aktif hanya mencapai 22,499 m 2 /g untuk karbon aktif dari sekam padi termodifikasi surfaktan (Pargiman et al, 2018); 41,101 m 2 /g untuk karbon aktif dari sabut pinang (Fitriansyah et al, 2021); 3,918 m 2 /g untuk karbon aktif dari kulit kacang tanah (Setyawan et al, 2018); 66,51 m 2 /g untuk karbon aktif dari sekam padi (Riyanto et al, 2022); dan 176,5 m 2 /g untuk karbon aktif dari batang pisang (Aisyah et al, 2019). Pada penelitian karbon aktif dari eceng gondok (baik batang maupun daun) didapatkan luas permukaan yang lebih tinggi, yaitu 423,6 m 2 /g (Huang et al, 2014) dan 235 m 2 /g untuk karbon aktif dari batang eceng gondok (González-García et al, 2020), sehingga karbon aktif daun eceng gondok dianggap cocok untuk adsorpsi surfaktan maupun fosfat yang memiliki ukuran molekul yang besar.…”
Section: Alchemy Jurnal Penelitian Kimiaunclassified
“…Setelah mencapai pH netral, karbon aktif dikeringkan dengan oven pada suhu 100 °C selama 24 jam. Karbon aktif yang diperoleh dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan berukuran 60 mesh.Hasil metode aktivasi diberi kode sampel RHAC (Rice Husk Activated Carbon) dan TSAC (Teak Sawdust Activated Carbon)(Hananto et al, 2022;Riyanto et al, 2022;.…”
unclassified