Kondisi lahan salah satu perkebunan karet di Jawa Tengah memiliki kelas kesesuaian lahan yang bervariasi untuk tanaman karet. Terdapat 25,2% yang termasuk dalam kelas kurang sesuai dan tidak sesuai. Lahan dengan kondisi tersebut akan optimal jika ditanami komoditas yang sesuai. Komoditas alternatif yang dinilai prospektif dikembangkan adalah tanaman kayu seperti sengon, jabon dan akasia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kelayakan secara finansial pengusahaan tanaman kayu sebagai komoditas alternatif untuk mengoptimalkan lahan perkebunan berbasis karet. Penelitian ini dilakukan di beberapa perkebunan karet di Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari - Desember 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara memilih sampel secara purposive pada 12 kebun berbasis tanaman karet. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis tanaman kayu (sengon, jabon dan akasia) secara finansial layak untuk dikembangkan dengan nilai net present value sebesar Rp 6 juta - Rp 25 juta, internal rate of return 21% - 34%, gross benefit cost ratio 1,4 - 2,3, dan revenue cost ratio 2,2 - 4,5. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa ketiga tanaman tidak sensitif terhadap perubahan biaya dan harga jual. Pada saat tekanan ekonomi biaya naik 10% - 30% dan harga turun 10% - 30%, baik secara terpisah maupun bersama-sama, diperoleh nilai R/C > 1. Dengan demikian, sengon, jabon dan akasia merupakan tanaman alternatif yang prospektif untuk optimalisasi pemanfaatan lahan perkebunan berbasis karet.