Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) play a crucial role in achieving Sustainable Development Goals (SDGs) and can have a significant environmental impact. They have the potential to innovate in terms of environmental science and make relevant contributions to technology and environmental improvement. This literature review aims to explore the role of MSMEs in promoting sustainable development and environmental conservation. This study employs descriptive analysis to systematically present collected data. The research findings assert that the primary obstacle to sustainable finance implementation is the need to persuade businesses and society that prioritizing nature and considering sociological effects will lead to more profitable and sustainable outcomes. To shift the mindset of economic actors from short-term profits to long-term welfare, we need innovative ideas. The challenges of green microfinance development in Indonesia can be attributed to external and internal credit constraints. By transitioning from conventional financing to sustainable financing, SMEs can reap long-term benefits. Understanding this concept will enable economic actors to participate in the significant shift towards a sustainable and inclusive economy. Stakeholders must collaborate to assist SMEs in facing the challenges of adopting sustainable finance. Promoting sustainable access to financing for SMEs requires a holistic approach from the government, financial institutions, and private sector.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan secara keseluruhan dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan, terkait dengan praktik produksi konvensional yang lebih mengedepankan sumber daya alam secara mendalam. UMKM juga memiliki potensi untuk berinovasi dari sisi lingkungan dan memberikan kontribusi yang relevan terhadap teknologi dan perbaikan lingkungan. Desain penelitian ini adalah tinjauan pustaka. Sifat penelitian ini adalah analisis deskriptif, yang menggambarkan data yang telah dikumpulkan secara teratur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tantangan terbesar dalam menerapkan keuangan berkelanjutan adalah meyakinkan pelaku usaha dan masyarakat bahwa upaya untuk menghasilkan keuntungan akan lebih baik dan berkelanjutan jika dilakukan dengan mempertimbangkan potensi alam dan efek sosiologi terhadap masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan gagasan untuk mengubah cara berpikir pelaku ekonomi dari fokus pada keuntungan jangka pendek menjadi fokus pada kesejahteraan jangka panjang. Tantangan pengembangan keuangan mikro hijau di Indonesia dapat dijelaskan sebagai pembatasan kredit eksternal dan pembatasan kredit internal. Peralihan dari pembiayaan konvensional ke pembiayaan berkelanjutan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi UMKM. Selain peluang untuk mengembangkan usaha, pengenalan konsep ini juga akan memungkinkan para pelaku ekonomi untuk berpartisipasi dalam perubahan besar menuju perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif.Para pemangku kepentingan yang terlibat juga perlu bekerja sama untuk membantu UMKM menghadapi tantangan yang dihadapi dalam mengadopsi keuangan berkelanjutan. Diperlukan pendekatan holistik dari pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta untuk menumbuhkan akses UMKM terhadap pembiayaan berkelanjutan.