ABSTRAKTelah dikembangkan material pengikat ion (material sorben) berbasis material alam sebagai media desalinasi air laut. Material alam yang digunakan berupa clay, tanah, karang dan zeolite. Aktivasi termal dilakukan untuk meningkatkan sorpsibilitas material. Sorpsibilitas material terhadap ion-ion garam air laut dinyatakan dengan efisiensi reduksi. Efisiensi reduksi tertinggi sebesar 4% diperoleh dari aktivasi tanah pada suhu 600 °C dan zeolite pada suhu 200 °C. Efisiensi reduksi meningkat secara liniar dengan penambahan dosis material sorben. Sorpsibilitas zeolite dan tanah darat dapat ditingkatkan melalui aktivasi termal pada suhu yang relatif rendah sehingga berpotensi dijadikan sebagai low cost material sorben untuk desalinasi air laut.
PENDAHULUANAir bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang utama. Pertambahan jumlah penduduk diikuti dengan peningkatan berbagai kegiatan industri dan pertanian menyebabkan kebutuhan air bersih meningkat drastis. Di sisi lain, produksi limbah air dan potensi pencemaran air bersih akibat limbah industri, limbah pertanian dan limbah rumah tangga juga meningkat. Jika keadaan ini terus berlangsung tanpa diikuti penanganan yang tepat, maka ketersediaan air bersih semakin lama akan semakin berkurang.Indonesia mempunyai sumber daya air laut yang melimpah. Dua pertiga luas wilayah Indonesia berupa lautan, sehingga jika dikelola lebih lanjut dapat dijadikan sebagai reservoir air bersih. Teknik mengolah air laut menjadi air bersih dikenal dengan istilah desalinasi air laut. Berbagai teknologi desalinasi telah dikembangkan dan digunakan untuk menambah persediaan air bersih dunia seperti multi-stage flash distillation (MSF), multiple effect distillation (MED), vapor compression distillation (VCD), reverse osmosis (RO), electrodialysis (ED), dan freezing [1][2][3]. Secara garis besar teknologi tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu berbasis termal dan berbasis membran. Teknologi desalinasi berbasis membran menghasilkan air bersih dengan cara pemisahan molekul, sedangkan teknologi berbasis termal bekerja dengan memecah ikatan antara molekul air melalui proses distilasi maupun kristalisasi. Kendala utama dari kedua teknologi ini adalah diperlukan biaya yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya. Selain itu, teknologi di Indonesia saat ini masih sangat terbatas sehingga belum mampu mewujudkan teknologi secanggih itu. Perlu dikembangkan teknologi desalinasi yang lebih sederhana, lebih ekonomis serta mempunyai biaya pengadaan dan perawatan yang relatif lebih terjangkau.Salah satu teknologi yang dapat dijadikan pilihan untuk dikembangkan sebagai teknologi ekodesalinasi air laut adalah desalinasi menggunakan material pengikat ion. Sistem desalinasi ini tidak bergantung pada cuaca seperti halnya teknologi desalinasi menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi termal. Sistem desalinasi ini tidak menggunakan teknologi membran seperti pada proses RO dan juga tidak memerlukan energi listrik sepertihalnya pada proses ED. Proses desalinasi menggunakan material pengikat molek...