2017
DOI: 10.1515/ijamh-2017-0088
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Teenage pregnancy – a study in São Tomé and Príncipe

Abstract: Introduction The increasing number of pregnant teenagers in São Tomé and Príncipe (STP) represents a serious public health issue. The aim of this study was to characterize the population of pregnant adolescents followed in a health facility dedicated to maternal health in STP. Methods A cross-sectional survey was conducted among pregnant teenagers that attended the Mother and Child Protection Center during the first quarter of 2017. The survey contained questions on sociodemographic characteristics, sexual and… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2020
2020
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 12 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Kehamilan pada remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain beresiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi (Carvalho et al, 2017). Di Indonesia terdapat lebih dari 700 juta perempuan menikah sebelum mencapai usia dewasa yaitu usia 18 tahun, dan sepertiga atau sekitar 250 juta anak menikah sebelum usia 15 tahun (Badan Pusat Statistik & UNICEF, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Kehamilan pada remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain beresiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi (Carvalho et al, 2017). Di Indonesia terdapat lebih dari 700 juta perempuan menikah sebelum mencapai usia dewasa yaitu usia 18 tahun, dan sepertiga atau sekitar 250 juta anak menikah sebelum usia 15 tahun (Badan Pusat Statistik & UNICEF, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tenaga kesehatan dalam membantu program pemerintah untuk menekan jumlah pernikahan dan kehamilan pada remaja dapat mensosialisasikan tentang pentingnya pengguaan alat kontrasepsi untuk tujuan menunda kehamilan diusia kurang dari 21 tahun, menjarangkan kehamilan usia 21-35 tahun, agar tidak hamil lagi usia 35 tahun ke atas, (BKKBN) atau mencegah kehamilan (Lewin, Mitchell, Beers, Schmitz, & Boudreaux, 2016). Keluarga, suami, dan tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Carvalho et al, 2017).…”
Section: Faktorunclassified