Covid-19 membuat seluruh kegiatan produktif manusia terdisrupsi, tak terkecuali pada Pendidikan. kegiatan belajar yang seharusnya tatap muka kemudian berganti menjadi daring, memaksa universitas untuk membelanjakan anggaran tidak terduga untuk mendukung infrastruktur pembelajaran secara daring terutama server dan system Pendidikan daring yang Tangguh. Masalah yang peneliti angkat adalah kegiatan mahasiswa praktek untuk penggunaan alat maupun melakukan pemprograman yang membutuhkan sumber daya yang cukup besar. Dengan berfokus pada masalah pemprograman, peneliti menggunakan pendekatan pemanfaatan linux dan docker untuk membantu mahasiswa menggunakan sumber daya Perguruan Tinggi tanpa mengeluarkan biaya tambahan seperti pembelian computer baru maupun penambahan biaya listrik. Dari hasil Quisioner, didapatkan bahwa Server Docker yang dibangun, telah membantu 40 partisipant dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar dan penelitian