Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, disebutkan dari 84.774 orang kasus cedera 5,8 % mengalami patah tulang. Data yang diperoleh di IGD RSU Sundari Medan jumlah pasien fraktur pada tahun 2022 terdapat 200 kasus. Terjadinya fraktur mengakibatkan adanya kerusakan syaraf dan pembuluh darah yang menimbulkan rasa nyeri. Intervensi yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan nyeri adalah berupa farmakologis dan non farmakologis seperti pembidaian. Prosedur pemasangan bidai ditetapkan untuk semua pasien yang mengalami fraktur yang terjadi pada tulang panjang, baik pada fraktur tertutup maupun fraktur terbuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan fragmen tulang atau jaringan yang lebih parah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembidaian terhadap penurunan skala nyeri pada pasien fraktur. Desain penelitian quasi-eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest. Populasi adalah seluruh pasien fraktur di RSU Sundari Medan. Jumlah sampel 16 orang, diambil secara purposive sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Analisa univariat diketahui rerata skala nyeri sebelum dilakukan pembidaian adalah 5,75, dan rerata skala nyeri sesudah dilakukan pembidaian adalah 4,06. Hasil bivariat ada pengaruh pembidaian terhadap penurunan skala nyeri pada pasien fraktur tertutup (p = 0,000). Disimpulkan bahwa ada pengaruh pembidaian terhadap penurunan skala nyeri pada pasien fraktur. Perlunya pengkajian pengalaman nyeri pasien sebagai dasar dalam melakukan tindakan keperawatan, serta pengkajian skala nyeri pasien yang dilakukan pembidaian yaitu sebelum dan sesudah dilakukan pembidaian.