2012
DOI: 10.7226/jtfm.18.3.145
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Abundance of Pioneer Vegetation and Their Interaction with Endomycorrhiza at Different Land Qualities after Merapi Eruption

Abstract: Eruption of Merapi volcano caused accumulation of lahar materials that led to extensive land degradation. This research was to study the population of pioneer plants and their correlation with endomycorrhiza population at different land qualities after Merapi eruption. Samples of soil, pioneer plants, and endomycorrhiza were collected from Merapi volcano, 1 year after eruption, using stratified sampling method based on plant densities, with the following categories: dense vegetation, moderately dense vegetatio… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
4
0
1

Year Published

2013
2013
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(5 citation statements)
references
References 30 publications
0
4
0
1
Order By: Relevance
“…Pengelolaan siklus tertutup organik dan integrasi dalam suatu kawasan terpadu antara ICM, IFM, IPM, IMM, INM merupakan ciri utama dalam IBFS agar terjadi sistem daur tertutup yang mandiri dan berkualitas.Pengelolaan perlindungan bio terpadu dan pengelolaan ekosistem kesehatan, merupakan syarat mutlak agar konsep kembali alam dengan produktivitas serta kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik bisa terjamin dan berkelanjutan.Manajemen ekologi lanskap terpadu dan konsep agropolitan merupakan salah satu strategi penghilangan kotak-kotak egosentris dalam IBFS, sehingga tidak lagi mementingkan ego sector sendiri-sendiri, namun justru harus bersinergis.Dengan demikian pengelelolaan bahan organik harus dikelola dalam satu kesatuan lahan yang luas.Pengelolaan khusus tanaman perlu juga dilakukan karena masing-masing spesies tanaman mempunyai karakter hidup dan produktivitas sendiri-sendiri (Agus & Wulandari 2012).Selanjutnya, IBFS harus dikelola dalam suatu sistem holistik dan terintegrasi (Agus, 2006a(Agus, , b, 2010a(Agus, , b, 2012a. Sepanjang tahun 2012, Indonesia mengimpor buah jeruk sebesar 152,2 ribu ton senilai US$ 148,8 juta, apel sebesar 92,4 ribu ton senilai US$ 82,2 juta, anggur sebesar 20,4 ribu ton senilai US$ 44,7 juta, pear sebanyak 69 ribu ton senilai US$ 55,3 juta, lengkeng sebanyak 29,2 ribu ton senilai US$ 34 juta, durian sebanyak 1,6 ribu ton senilai US$ 1,7 juta, kurma mencapai 32,4 ribu ton senilai US$ 40 juta, dan buah naga 5,2 ribu ton senilai US$ 4,4 juta.…”
Section: Integrated Bio-cycle Farming Systemunclassified
“…Pengelolaan siklus tertutup organik dan integrasi dalam suatu kawasan terpadu antara ICM, IFM, IPM, IMM, INM merupakan ciri utama dalam IBFS agar terjadi sistem daur tertutup yang mandiri dan berkualitas.Pengelolaan perlindungan bio terpadu dan pengelolaan ekosistem kesehatan, merupakan syarat mutlak agar konsep kembali alam dengan produktivitas serta kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik bisa terjamin dan berkelanjutan.Manajemen ekologi lanskap terpadu dan konsep agropolitan merupakan salah satu strategi penghilangan kotak-kotak egosentris dalam IBFS, sehingga tidak lagi mementingkan ego sector sendiri-sendiri, namun justru harus bersinergis.Dengan demikian pengelelolaan bahan organik harus dikelola dalam satu kesatuan lahan yang luas.Pengelolaan khusus tanaman perlu juga dilakukan karena masing-masing spesies tanaman mempunyai karakter hidup dan produktivitas sendiri-sendiri (Agus & Wulandari 2012).Selanjutnya, IBFS harus dikelola dalam suatu sistem holistik dan terintegrasi (Agus, 2006a(Agus, , b, 2010a(Agus, , b, 2012a. Sepanjang tahun 2012, Indonesia mengimpor buah jeruk sebesar 152,2 ribu ton senilai US$ 148,8 juta, apel sebesar 92,4 ribu ton senilai US$ 82,2 juta, anggur sebesar 20,4 ribu ton senilai US$ 44,7 juta, pear sebanyak 69 ribu ton senilai US$ 55,3 juta, lengkeng sebanyak 29,2 ribu ton senilai US$ 34 juta, durian sebanyak 1,6 ribu ton senilai US$ 1,7 juta, kurma mencapai 32,4 ribu ton senilai US$ 40 juta, dan buah naga 5,2 ribu ton senilai US$ 4,4 juta.…”
Section: Integrated Bio-cycle Farming Systemunclassified
“…The dynamics of using forest land to become agricultural land causes damage to the sub-watershed ecosystem, including an increase in the value of the average flow coefficient (C average), where the higher average C value causes the resulting in greater flood discharge (Agus & Wulandari, 2012;Endayani et al, 2019;Halim, 2014). Other effects include alteration of the watershed's hydrological state both locally and beyond, drought, erosion, and lower land production (outside the scene) (Halim, 2014;Pertiwi et al, 2011;Ping, 2012).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…It was expected that the plants could prevent landslides and erosions (Idjuddin et al 2012) and also contribute to fertilize the soil underneath the plants (Yatso and Lilleskov 2016). It is expected that the leaf blossom of the plant will enrich the soil organic matter content so that the process of soil fertility recoveries will take place faster (Agus and Wulandari 2012).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%