Pendahuluan: Infeksi kecacingan disebabkan oleh kelompok cacing parasit soil transmitted helminths (STH) dan non-STH. Infeksi kecacingan dapat dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan yang buruk serta status gizi yang tidak baik. Anak-anak usia sekolah sangat rentan terhadap infeksi kecacingan karena aktivitasnya yang erat dengan tanah, terutama yang bertempat tinggal di sekitar peternakan dan memiliki orang tua dengan tingkat pendapatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sanitasi lingkungan dan status gizi dengan infeksi kecacingan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Singosari, Boyolali.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di MI Singosari, Boyolali. Subjek penelitian adalah seluruh siswa MI Singosari yang berjumlah 63 siswa. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan data sanitasi lingkungan dan data tinggi dan berat badan siswa didapatkan dari hasil pengukuran antropometri. Pemeriksaan feses dilakukan dengan metode langsung dengan larutan NaCl 0,9% dan lugol di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mengalami infeksi kecacingan. Data juga menunjukkan bahwa 76,2% siswa memiliki sumber air bersih yang baik, 60,3% memiliki kondisi jamban yang baik, 50,8% memiliki kondisi saluran pembuangan air limbah yang baik, 84,1% memiliki kondisi tempat sampah yang baik, 77,8% memiliki kondisi lantai yang baik, dan 69,8% memiliki status gizi yang baik.
Kesimpulan: Siswa MI Singosari, Boyolali tidak ada yang mengalami infeksi kecacingan dan mayoritas siswa memiliki kondisi sanitasi lingkungan dan status gizi yang baik.