“…Simbiosis P. kauderni dengan biota yang berperan sebagai mikrohabitatnya, terutama bulubabi (Diadema sp. ), anemone laut termasuk Actinodendron sp., Entacmea quadricolor, Heteractis crispa, H. magnifica, H. malu, Stichodactyla gigantea, dan karang keras, terutama koloni dengan bentuk bercabang (Vagelli, 2004;Ndobe dkk., 2008;Ndobe, 2013;Moore dkk., 2017), dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan reproduksi dan dinamika populasi P. kauderni di alam (Moore dkk., 2012;Vagelli, 2011;Ndobe, 2013;Ndobe dkk., 2013a,b,c,d,e;Talbot dkk., 2013); lebih lanjut, data empirik menunjukan bahwa pelestarian dan (apabila telah terdegradasi) pemulihan mikrohabitat (simbion) sebagai kondisi mutlak keberhasilan pelestarian populasi P. kauderni, khususnya di wilayah penyebaran endemiknya (Moore dkk., 2012;Ndobe, 2013;Ndobe dkk., 2013b,c Peleng) terdapat sejumlah sub-populasi yang terpisah secara reproduktif dan memiliki sifat genetik unik. Setiap subpopulasi tersebut dapat dipandang sebagai stok, masing-masing terpisah oleh perairan pesisir yang tidak tepat sebagai habitat P. kauderni, dengan jarak sekecil 2-5 km diantaranya.…”