Omega-3 sangat penting dalam pencegahan dampak penurunan kecerdasan. Kelemahan omega-3 sangat rentan teroksidasi, sehingga diperlukan bahan tambahan yang memiliki aktivitas antioksidan. Spirulina platensis dapat diaplikasikan untuk pencegahan oksidasi omega-3 dalam bentuk sediaan kering. Tujuan penelitian ini menentukan formulasi terbaik kombinasi mikrokapsul minyak mata tuna dan S. platensis pada pembuatan tablet berdasarkan parameter fisikokimia, bilangan peroksida, dan aktivitas air. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu ekstraksi dan mikroenkapsulasi minyak mata tuna, kultivasi S. platensis, dan formulasi tablet menggunakan metode kempa. Perlakuan formula tablet dibagi menjadi empat, yaitu F1 (mikrokapsul minyak mata tuna dan vitamin C) (300 mg: 140 mg), F2 (mikrokapsul minyak mata tuna dan kultur Spirulina) (280 mg: 160 mg), F3 (mikrokapsul minyak mata tuna dan kultur Spirulina) (300 mg: 140 mg), dan F4 (mikrokapsul minyak mata tuna dan Spirulina komersial) (300 mg: 140 mg). Hasil penelitian menunjukkan minyak mata tuna telah memenuhi standar dengan bilangan asam 0,26±0,01 mg KOH/g, nilai peroksida 4,07±0,25 meq/kg), nilai anisidin 8,21±0,15 meq/kg, dan total oksidasi 16,35±0,18 meq/kg serta efisiensi mikroenkapsulasi 91,14%. Spirulina kultur yang digunakan juga sudah memenuhi standar mutu Spirulina kering dengan nilai kadar air 9,02±0,07%, abu 6,24±0,06%, protein 57,55±0,21%, lemak 2,07±0,02%, dan karbohidrat 25,12±0,16%. Formulasi tablet F3 merupakan perlakuan terbaik dengan karakteristik fisik yang sesuai standar mutu tablet, nilai keregasan terkecil 0,55%, waktu hancur terkecil kurang dari 12 menit, dan kadar lemak 13,57%. Stabilitas bilangan peroksida dan aktivitas air selama penyimpanan menunjukkan formula F3 lebih stabil dibandingkan formula lainnya.