Lingkungan keluarga berperan penting dalam perkembangan emosional anak, karena keluarga tempat pertama anak belajar mengenali dan mengelola emosi. Interaksi dua arah antara anggota keluarga, serta pola asuh yang positif, dapat mendukung perkembangan emosional anak yang sehat. Artikel ini bertujuan menganalisis bagaimana faktor-faktor dalam lingkungan keluarga, seperti komunikasi antara orang tua dan anak, dukungan emosional, serta model pengasuhan, mempengaruhi kestabilan emosional anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada 6 anak di TK Insan Mulia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga suportif dan harmonis cenderung memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola emosi mereka, menunjukkan empati, dan memiliki hubungan sosial yang positif. Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh konflik dan kurang dukungan emosional berpotensi menghambat perkembangan emosional anak dan memicu masalah perilaku. Kesimpulan artikel ini menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan keluarga yang hangat, aman, dan membantu perkembangan emosional yang ideal pada anak.