Latar belakang. Bronkiolitis sering tering terjadi pada anak hingga usia dua tahun, dengan penyebab terbanyak adalah respiratory syncytial virus (RSV). Terapi bronkiolitis bersifat suportif, namun beberapa terapi tambahan lain sering digunakan walaupun laporan mengenai efektivitas masih kontroversial, salah satunya adalah pemberian nebulisasi salin hipertonik.Tujuan. Menelaah lebih lanjut manfaat klinik nebulisasi salin hipertonik pada anak dengan bronkiolitis.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed dan Cochrane dengan kata kunci bronchiolitis, child atau infant, hypertonic, saline atau NaCl, nebulization atau nebulized atau inhalation, dan length of stay atau LOS atau length of hospitalization.Hasil. Terpilih tiga artikel untuk telaah kritis. Meta-analisis oleh Yu dkk mendapatkan hasil nebulisasi salin hipertonik lebih superior dari isotonik dalam menurunkan lama perawatan (mean difference MD:-0,6 hari), perbaikan skor keparahan penyakit (MD:-0,79), angka perawatan (odd ratio OR:0,74), dan distres napas (MD:-0,6). Hasil serupa juga diperoleh oleh studi Bashir dkk mengenai lama rawat, walaupun studi Alatwani dkk mendapatkan hasil yang berbeda. Kesimpulan. Nebulisasi salin hipertonik dapat mengurangi lama perawatan rumah sakit serta skor tingkat keparahan pada anak dengan bronkiolitis. Namun, belum banyak bukti mengenai manfaat dan risiko nebulisasi salin hipertonik pada kasus bronkiolitis berat.