<p align="center">Benih sangat menentukan dalam keberhasilan usahatani nilam. Perbanyakan benih secara konvensional vegetatif sangat mudah menularkan penyakit dan membutuhkan waktu yang relatif lama, seperti benih nilam yang diperbanyak selama ini dengan setek. Cara ini memiliki kendala, yang diharapkan dapat diatasi dengan teknik kultur jaringan. Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan kultur jaringan. Perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman nilam dengan metode kultur jaringan secara umum sudah dapat dilakukan tetapi untuk keberhasilannya sangat tergantung pada jenis media, terutama bila ditinjau dari sisi ekonomi. Karena aplikasi teknologi kultur jaringan untuk tanaman nilam masih dirasakan mahal. Tulisan ini mengulas tentang penggunaan media untuk menekan biaya media kultur jaringan yaitu dengan menggantikan media dasar MS (Murashige-Skoog), ZPT dan vitamin dengan media dasar alternatif dan air kelapa 10%. Air kelapa merupakan salah satu diantara beberapa persenyawaan kompleks alamiah yang sering digunakan dalam kultur jaringan. Sedangkan media dasar alternatif berupa pupuk daun dapat berfungsi sebagai penyedia unsur hara makro mikro dengan komposisi N:P:K (20:20:20). Hal ini untuk mengatasi permasalahan, agar media kultur jaringan menjadi relatif murah, dan harga jual benih lebih terjangkau. Air kelapa yang digunakan berasal dari kelapa hijau yang dicirikan dengan volume air masih memenuhi buah dan keadaan endosperm (daging kelapa) yang belum menebal. Tetapi meski bahan alternatif ini sudah banyak digunakan untuk media pengganti kultur jaringan karena relatif mudah tersedia, murah, menghasilkan benih seragam dan sehat, ternyata belum dapat menunjukkan hasil yang setara dibandingkan dengan penggunaan media MS dalam perbanyakan tunas nilam secara kultur jaringan. Oleh karena itu berbagai penelitian perbanyakan tanaman nilam dengan berbagai metode kultur jaringan agar menghasilkan benih yang murah, sehat, seragam dan dalam jumlah besar masih perlu terus diupayakan.</p><p> </p><p align="center">ABSTRACT</p><p> The quality of seeds are very important in patchoulli cultivation. Cutting multiplication seeds are usually easy in transmitting diseases and relatively need a long time to grow. So far patchouli seeds obtained conventionally with cutting has some constraints, hence tissue culture techniques becomes the solution once. The success of propagation and breeding of plants with tissue culture methods in patchouly is already conducted but is still expensive to be implemented. The paper review patchouli tissue culture propagation by replacing basic media MS (murashige-skoog, Growth Regulating Substances (GRS) and vitamine with alternate basic medium and 10% coconut water Coconut water is one of several natural complex compounds that are often used in tissue culture. The alternative medium as leaf fertilizer can serve as <span style="text-decoration: line-through;">a</span> micro and macro nutrient provider with composition N: P: K (20:20:20). Hopefully, It could become the solution to make tissue culture of patchoulli seeds cheaper and more available. Actually, eventhough the overall substitution of MS medium with full alternative media has already used in limited areas, it has not able yet showing equal results with the use of basic medium MS media in tissue culture patchouli multiplication. Therefore, the researches on patchouli tissue culture should be continued to achieve the huge number, healthy, unity, and unexpensive seeds.</p><p> </p>