Pendahuluan: Resorpsi merupakan kondisi terkait proses fisiologis atau patologis yang mengakibatkan hilangnya dentin, sementum, atau tulang karena interaksi terstruktur antara sel inflamasi dan sel resorpsi, dapat terjadi baik internal maupun eksternal, secara bersamaan pada gigi yang sama, muncul sebagai defek yang terpisah atau bergabung. Proses resorpsi dimulai oleh berbagai rangsangan seperti trauma, peradangan kronis pada pulpa terus menerus yang disebabkan oleh faktor bakteri dan perawatan ortodontik. Laporan Kasus: Pasien laki-laki usia 27 tahun datang dengan keluhan gigi atas depan kanan berubah warna sedikit lebih gelap dibandingkan gigi sebelahnya. Gigi tersebut pernah sakit tiba-tiba dan pernah muncul jerawat di sekitar gusinya. Pasien pernah mengalami kecelakaan motor dan gigi depannya terbentur 10 tahun yang lalu, pernah dirawat ortodonti cekat selama 4 tahun. Pemeriksaan radiografis gigi 11 menunjukkan mahkota normal, jumlah akar 1, terdapat radiolusen pada 1/3 hingga 2/3 tengah dinding saluran akar mesial, lamina dura menghilang di periapikal dan pada 2/3 tengah akar dinding mesial, dan terdapat radiolusen berbatas jelas dengan diameter 2mm. Gigi 11 dilakukan pembukaan akses kavitas, finishing menggunakan nikel titanium rotary ProTaper Gold (Dentsply), irigasi dengan EDTA 17% dan NaOCl 5,25% serta aktivasi menggunakan ultrasonik (Ultra X, Eighteeth), pemberian medikamen antar kunjungan kalsium hidroksida, selanjutnya pengisian saluran akar dengan teknik warm vertical condensation. Restorasi pasca endodontik yaitu resin komposit direk dengan resin fiber construct (Kerr). Simpulan: Perawatan endodontik kombinasi resorpsi internal dan resorpsi servikal gigi insisivus sentral rahang atas pada kasus ini memperlihatkan keberhasilan yang baik.