Tujuan: Untuk mengetahui apakah kadar fibrinogen tinggi merupakan faktor risiko terjadinya apendisitis akut komplikasi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Sebanyak 32 pasien dengan tanda dan gejala klinis apendisitis akut yang menjalani apendiktomi darurat dan pengukuran kadar fibrinogen serum sebelum operasi dikumpulkan. Sensitivitas dan spesifitas kadar fibrinogen sebagai faktor prediktor dihitung menggunakan kurva receiver operating characteristic (ROC) dan penentuan titik potong dari nilai area under curve (AUC). Diagnosis akhir apendisitis akut komplikasi berdasarkan pada pemeriksaan histopatologi. Analisis statistika meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil: Kelompok dengan apendisitis akut komplikasi (n=16) dan apendisitis akut non-komplikasi (n=16) dikumpulkan. Rerata serum fibrinogen yang terbukti mengalami apendisitis akut komplikasi secara histopatologi adalah 453,13±28,38 mg/dL dibandingkan pada apendisitis non-komplikasi sebesar 356,19±30,89 mg/dL. Titik potong yang ditetapkan adalah 392,5 mg/dL yaitu memiliki sensitivitas 93,8%, spesifisitas 93,7% dan akurasi sebesar 98,4% dan signifikan secara statistik (p<0,001). Terdapat hubungan bermakna antara fibrinogen serum tinggi dengan apendisitis akut komplikasi, dengan OR=225 (IK95%=12,8-3939; p<0,01). Kesimpulan: Dalam diagnosis apendisitis akut komplikasi, penggunaan fibrinogen serum dapat menjadi reaktan diagnostik fase akut yang baru dengan kemungkinan berperan dalam meningkatkan kepastian penegakan diagnosis pasien apendisitis akut.