2021
DOI: 10.15548/al-adyan.v2i2.3184
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Dynamics of Religious Conflict in Indonesia: Contestation and Resolution of Religious Conflicts in The New Order Age

Abstract: Social conflicts in Indonesia are often associated with political turmoil and disappointment with the hegemony of power.  Therefore, it is important to understand comprehensively how the dynamics of religious conflict in Indonesia, especially during the New Order era.  As we know that this research is a literature study to understand the contestation of religious conflicts and how conflict resolution was implemented by the government in resolving ethnic-religious conflicts during the New Order era.  Using qual… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(6 citation statements)
references
References 11 publications
0
1
0
Order By: Relevance
“…Pola kedua adalah konflik yang memperhadapkan warga dengan warga lainnya. Pola ini secara umum berbentuk serangan terhadap maupun demonstrasi menentang keberadaan kelompok-kelompok minoritas seperti kelompok penghayat kepercayaan Ahmadiyah, Syiah, Al-Qiyadah Al-Islamiah, Komunitas Eden, dan sebagainya, serta demonstrasi menentang mereka yang tidak sepemahaman (Halili & Naipospos, 2015;Kroef, 1953;Takdir, 2017;Takdir et al, 2021). Meski persebaran insiden konflik di berbagai wilayah di Indonesia terjadi pada skala lokal (Varshney, 2008;Varshney et al, 2008), namun tetap saja yang terjadi tak jarang berakhir dengan kekerasan dan menimbulkan kerusakan hingga memakan korban jiwa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pola kedua adalah konflik yang memperhadapkan warga dengan warga lainnya. Pola ini secara umum berbentuk serangan terhadap maupun demonstrasi menentang keberadaan kelompok-kelompok minoritas seperti kelompok penghayat kepercayaan Ahmadiyah, Syiah, Al-Qiyadah Al-Islamiah, Komunitas Eden, dan sebagainya, serta demonstrasi menentang mereka yang tidak sepemahaman (Halili & Naipospos, 2015;Kroef, 1953;Takdir, 2017;Takdir et al, 2021). Meski persebaran insiden konflik di berbagai wilayah di Indonesia terjadi pada skala lokal (Varshney, 2008;Varshney et al, 2008), namun tetap saja yang terjadi tak jarang berakhir dengan kekerasan dan menimbulkan kerusakan hingga memakan korban jiwa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Cukup banyak kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia yang distimulasi oleh cara beragama yang fanatik dan ekstrem, sehingga sering terjadi kasus-kasus penghinaan antar agama, penghancuran simbol-simbol agama bahkan sampai pembunuhan yang dianggap 'halal' mengatas-namakan perintah agama (Takdir et al, 2021). Alasan ini cukup logis sebagai landasan perlunya penguatan moderasi beragama, karena sudah tercatat cukup banyak kasus-kasus kekerasan di Indonesia yang mengatas-namakan agama dalam melancarkan dan melegalisasikan aksinya.…”
Section: Metodeunclassified
“…Modernity views tradition as inertia, a waste of time, an inability to adapt, or, if viewed positively, simply nostalgia (Galland & Lemel, 2008;Giddens, 1996;Gusfield, 1967). Meanwhile, religion views tradition as a form of heresy and superstition, ascribing allegiance to a holy God and other harmful stigmas (Badrudin, 2014;Panggabean et al, 2010;Takdir, 2017;Takdir et al, 2021). This phenomenon was what also occurred in the Gaok tradition in Majalengka, West Java.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 98%