Pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan intensif menghadapi beberapa masalah pencernaan akibat stress, peningkatan volume residu, diare, sembelit, dan kekurangan gizi. Pemberian nutrisi nasogastrik memiliki risiko khususnya pada pasien kritis. Komplikasi akibat ketidaktepatan dalam pemberian enteral diantaranya adalah nausea dan muntah yang disebabkan karena penundaan pengosongan lambung, posisi baring pasien selama pemberian nutrisi dan efek samping dari obat-obatan selama di ruang perawatan intensif. Tujuan : Penerapan hasil penelitian pijat perut ini bertujuan untuk menurunkan volume residu lambung pada pasien-pasien kritis yang terpasang nasogastric tube. Metode : Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Sumber data diambil dari 10 jurnal internasional yang menjelaskan tentang pijat perut untuk mengurangi jumlah volume residu lambung. Intervensi pijat perut menggunakan baby oil dilakukan pada 7 orang pasien kritis yang dirawat di ruang ICU dan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tindakan pijat perut dilakukan dua kali sehari dengan durasi 20 menit selama 3 hari dan selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil : 7 sampel yang dilakukan pijat perut mengalami penurunan volume residu lambung rata-rata 85,00 cc (43,49%) dihari ketiga dengan rata-rata Gastric Residue Volume (GRV) pre hari ke-1 130,71 cc (63,27%). Dan GRV post hari ke-1 111,43 cc (42,98%). Simpulan: Pijat perut dapat diaplikasikan pada pasien dengan kondisi kritis yang terpasang nasogastric tube untuk menurunkan jumlah volume residu lambung.