Hampir semua penyebab langsung terhadap stunting sudah ditangani oleh kebijakan program di Indonesia dan berbagai upaya percepatan penurunan telah dilakukan, namun masih belum dapat mencapai target yang ditetapkan oleh SDG’s maupun agenda nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting serta mengetahui faktor yang paling dominan pada kejadian stunting. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik observational dengan rancangan Case Control terhadap 59 kelompok kasus dan 59 kelompok kontrol. Analisis dilakukan dengan uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan (P=0,002) (OR=5,538; 95% Ci 1,913-16,034), jumlah anak (paritas) (p=0,000) (OR=7,556; CI 95% 3,059-18,664), dan pengolahan sampah rumah tangga (p=0,000) (OR=5,406; CI 95% 2,432-12,017) dengan kejadian stunting. Faktor riwayat ASI eksklusif, status gizi ibu, sumber air bersih dan akses jamban tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Jumlah anak (paritas) merupakan faktor paling dominan pada kejadian stunting (OR=8,349; 95% CI 3,000-23,241). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pola pemberian makan, paritas dan pengolahan sampah rumah tangga berhubungan dengan kejadian stunting pada balita 24-59 bulan.