Latar belakang. Atracurium merupakan salah satu agen pelumpuh otot non depolarisasi. Waktu onset obat ini lebih lama dibandingkan suksinilkolin sehingga membatasi penggunaannya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengurangi waktu onset pelumpuh otot non depolarisasi. Berbagai laporan menyatakan bahwa ketamin berhubungan dengan kondisi intubasi yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ketamin dosis 0,5 mg/kgbb terhadap onset blokade neuromuskular oleh atracurium.Metode. Desain penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial (RCT) dan dilakukan dengan pembutaanganda. Delapan puluh pasien dewasa usia 18-65 tahun dengan status fisik sesuai dengan kelas I dan II menurut klasifikasi dari ASA, yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum pada bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017, pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi secara random menjadi dua kelompok yaitu kelompok K (Ketamin) dan kelompok S (Kontrol Salin). Kelompok K diberikan ketamin 0,5 mg/kgbb sedangkan kelompok S diberikan Salin. Delapan pasien dinyatakan drop outkarena error alat. Onset atrakurium diukur dengan menggunakan alat Train of Four.Hasil. Hasil penelitian ini didapatkan onset blokade neuromuskular oleh atrakurium pada kelompok ketamin lebih cepat secara bermakna (160,500±58,956 detik vs 288,750±135,038 detik; p=0,001). Perubahanhemodinamik (∆MAP : 6,500±7,965 mmHg vs 10,750±14,655 mmHg & ∆laju nadi : 3,737±11,700 x/menit vs 4,333±12,254 x/menit) secara statistik tidak berbeda bermakna (p=0,123 & p=0,831).Kesimpulan: pemberian ketamin dosis 0,5 mg/kgbb mempercepat onset blokade neuromuskular oleh atrakurium.