Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh yang signifikan dalam dunia pendidikan. Sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran virus, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa pembelajaran berbasis daring. Pembelajaran daring dilakukan secara inovatif pada masa pandemik Covid-19 yaitu menggunakan program berimprovisasi dengan teknologi baru yaitu zoom ataupun aplikasi smartphone yaitu whatsapp. Berdasarkan Peraturan pemerintah yang mengacu pada kebijakan PPKM dan SKB 4 mentri, daerah yang berstatus Level 1 dan 2 dapat memulai pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas atau hybrid learning, yang menggabungkan pembelajarn daring dan juga luring. Konsep pembelajaran hybrid kemudian diterapkan oleh SMAN 13 Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi pembelajaran hybrid di SMAN 13 Surabaya dilakukan dengan tolak ukur keberhasilan implementasi menggunakan teori Merilee S. Grindle. Jenis penelitiannya deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi model pembelajaran hybrid di SMA Negeri 13 Surabaya sudah berjalan dengan baik selama pandemi covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung seperti protokol kesehatan dalam variabel yang sudah sesuai dengan standar serta memenuhi pedoman atau aturan dari pemerintah.beberapa variabel yang menjadi tolak ukur keberhasilan implementasi juga menunjukan hasil positif, diantaranya variabel manfaat, derajat perubahan yang diinginkan dan variabel lingkungan implementasi. Namun, masih perlu adanya evaluasi pada sistem pembelajaran hybrid karena beberapa kendala, yaitu penyediaan kuota jaringan internet dan juga swab antigen berkala yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kekhawatiran pada orang tua.
Â
The COVID-19 pandemic has had a significant impact on various sectors of life, including the education sector. As an effort to prevent the spread of the virus, the government decided a policy in the form of distance learning or online-based learning from home. Over time, there are various problems that arise when implementing online learning, such as impaired internet access, lack of ability to master technology, teachers have difficulty designing subject matter, limited internet quotas, decreased student understanding of the material being taught, and so on. To overcome this, the government provides an alternative in the form of limited face-to-face learning. SMAN 13 Surabaya is one of the schools that implements this learning system. Therefore, this research was conducted with the aim of knowing the general description of the implementation of teaching and learning activities in the limited face-to-face learning period at SMAN 13 Surabaya. This research is a descriptive qualitative research. Sources of data obtained from observations in the field and in-depth interviews conducted between researchers and informants. So that it can be obtained the results that teaching and learning activities carried out during the face-to-face learning period are limited running well and have met health protocol standards.