Latar Belakang: Jatuh merupakan komplikasi yang umum terjadi pada pasien stroke. Individu yang mengalami stroke memiliki risiko jatuh lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami gangguan neurologis. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, jatuh dapat menyebabkan cedera, penurunan kemandirian dan ketergantungan yang meningkat dalam melakukan aktivitas sehari hari. Salah satu intervensi yang dapat mengatasi gangguan risiko jatuh adalah dual task training.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan pendekatan one group pretest-postest. Sebanyak 16 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi diambil dari Klinik Bekasi Stroke And Parkinson Center. Data berupa usia, jenis kelamin, letak hemiparese, dan nilai risiko jatuh. Alat ukur penelitian menggunakan TUG test
Hasil: Dari seluruh objek penelitian, didapatkan rata-rata risiko jatuh sebelum pemberian dual task training 15.44 detik dan hasil nilai rata-rata sesudah pemberian dual task training 11.88 detik. Hasil penelitian diuji dengan willcoxon test menunjukan nilai p=0,000(<0,005).
Simpulan: Disimpulkan bahwa dual task training berpengaruh terhadap penurunan risiko jatuh pada pasien pasca stroke di Klinik Bekasi Stroke And Parkinson Center.
Kata kunci: Risiko jatuh, Dual Task Training, Stroke