“…Hal ini senada dengan beberapa temuan lain, yang menjelaskan bahwa mendengarkan atau memainkan musik dapat digunakan untuk meredakan kecemasan, karena musik memiliki kekuatan untuk menciptakan keadaan rileksasi pada individu,sehingga keadaan rileks ini menyebabkan terjadinya keseimbangan metabolisme tubuh dan hormonal (Bibb, Castle, & Newton, 2015;Çiftçi & Öztunç, 2015;Djohan, 2006;Fox &McKinney, 2015;Gutiérrez & Camarena, 2015;Lilley, Oberle, & Thompson, 2014;Rosanty,2014). Selain itu juga, penelitian ini mendukung temuan lain yang menyatakan bahwa melalui musik dapat meningkatkan self-efficacy individu (Abrams, 2010;Atiwannapat et al, 2016;Chen, Leith, Aarø, Manger, & Gold, 2016;Hendricks, Smith, & Legutki, 2016;Lim & Bang, 2018;Lim & Befi, 2014;Machtinger et al, 2015;Menzies, Taylor, & Bourguignon, 2006;dan Silverman, 2014). Semua anggota kelompok mengalami kenaikkan self-efficacy secara drastis pada saat pretest vs posttest.…”