The Inequality of Covid–19 Vaccines Distribution: Its Repercussions and Its Causes

Abstract

The Covid–19 pandemic has caused not only a harsh health crisis, but also a harsh economic crisis worldwide. Fortunately, new vaccines for Covid-19 have been succesfully developed in the record breaking time. Even though almost every country have started Covid-19 vaccinations for its people, the Covid-19 vaccines distribution remains unequal between high income countries, middle income countries, and low income countries, with high income countries having secured large shipments of Covid-19 vaccines, while middle income countries and low income countries still mostly left behind. This inequality could cause severe repercussions in the form of further Covid-19 virus mutation, the renewal of more countagious and deadlier Covid-19 outbreak, and also a slower recovery of the global economy. The aim of this research is to investigate further about the inequality in Covid–19 vaccines distribution. This research further recommends several policy approach in order to help reduce the inequality of Covid-19 vaccines distribution. This research also aims to contribute to the evolving Covid–19 literature.

Peran Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Batik Sido Asih Di Masa Pandemi Covid-19

“…Pada tanggal 31 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan Tiongkok memberitahukan bahwa telah terjadi beberapa kasus pneumonia di Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok. Sejak saat itu, virus corona jenis baru akhirnya diumumkan sebagai virus SARS-CoV-2 (Zaini, 2022). Pada tahun 2020, virus penyebab infeksi Covid-19 ini telah menyebar dengan cepat dan menyebabkan pandemi global.…”

“…SARS-CoV-2 ditularkan melalui tetesan pernapasan (droplet) yang masuk ke mulut, hidung, atau mata oleh tangan yang terkontaminasi, sehingga membuat penyakit ini sangat mudah menyebar (Kusumastuti dkk., 2022). Hingga awal November 2021, ada sekitar 250 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 5,04 juta kematian yang dikonfirmasi akibat Covid-19 secara global (Zaini, 2022).…”

“…Untuk menghentikan pandemi Covid-19, pemerintah di seluruh dunia memutuskan untuk memulai lockdown atau perintah untuk tetap di rumah. Akibatnya, banyak kegiatan ekonomi terpaksa terhenti dan miliaran orang harus berdiam diri di rumah (Fariastuti & Pasaribu, 2020;Zaini, 2022). Dengan demikian, banyak orang yang menganggur atau pendapatannya berkurang, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan bagi banyak orang.…”

“…Dengan demikian, banyak orang yang menganggur atau pendapatannya berkurang, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan bagi banyak orang. Pandemi Covid-19 juga menyebabkan kontraksi 3,5 persen pada PDB global selama tahun 2020 (Zaini, 2022).…”

“…Adanya kemudahan dan kecepatan dalam bepergian antar negara melalui penerbangan internasional juga memudahkan penyebaran penyakit ini ke seluruh penjuru dunia (Kusumastuti dkk., 2021;Zaini, 2022). Hingga awal November 2021, ada sekitar 250 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 5,04 juta kematian yang dikonfirmasi akibat Covid-19 secara global (Zaini, 2022). Di Indonesia sendiri, penderita Covid-19 pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2020, yaitu 2 orang dari Kota Depok yang terinfeksi dari seorang Warga Negara Asing (WNA) Jepang.…”